Suara.com - Kepala Staf Presiden Moeldoko mengakui bahwa perlu adanya perbaikan dalam komunikasi pasca melihat upaya penanganan virus corona kemarin.
Pasalnya, terdapat sejumlah pernyataan dan sikap pemerintah, baik dari menteri maupun kepala daerah justru membuat masyarakat semakin resah.
Moeldoko mengatakan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan sejumlah kementerian terkait penyusunan beberapa protokol penangangan virus corona baru (COVID-19) di Indonesia.
Hal ini disampaikan Moeldoko ketika hadir dalam acara Mata Najwa bertajuk "Melawan Corona" yang tayang pada Rabu (4/3/2020) malam.
Awalnya, Moeldoko menjelaskan, "Pemerintah memiliki strategi penangangan dari awal dengan pengalaman flu burung, SARS dan pada 2019 sudah membuat Instruksi Presiden (Inpres) No.4 2019. Di mana di situ semua kementrian diberikan tugas dan tanggung jawab yang sangat clear dalam mencegah, mendeteksi, dan merespon wabah penyakit pandemi global dan kedaruratan nuklir".
Pembawa acara, Najwa Shihab memotong perkataan Moeldoko, "Pak Moel, dalam evaluasi Anda, negara sudah melakukan yang terbaik, begitu? Karena jubir saja baru ditentukan kemarin".
Moeldoko mengatakan bahwa Kantor Staf Presiden(KSP) sudah membuat PINTER (Pusat Informasi Terpadu) COVID-19 pada tanggal 7 Februari 2020. Semua informasi tentang perkembangan korona disampaikan di sana, kata Panglima TNI ini.
Ia menambahkan, "Sekarang ini diperkuat lagi, soal khusus yang berkaitan dengan penyakit virus corona-nya, ditunjuk oleh Istana, juru bicara Achmad Yurianto. Dia yang menjelaskan secara konkrit bagaimana corona dan penanganannya."
Najwa kembali mencecar, menurutnya koordinasi yang terjadi di lapangan terlihat tidak rapi.
Baca Juga: Pasien 1 Positif Corona: Tolong Hentikan Berita Melenceng tentang Kami
Ia lantas mencontohkan Achmad Yurianto mengkritik Wali Kota Depok Mohammad Idris yang memerintahkan untuk menyemprotkan desinfektan di rumah pasien positif virus corona.
"Memangnya virus itu tahu garis polisi", kata Najwa menirukan perkataan Achmad Yurianto. Ia mempertanyakan hal tersebut.
Moeldoko merasa petunjuk teknis yang sudah ada dalam Inpres tersebut telah cukup detil bagaimana cara mengatasi pasien terjangkit virus. Namun ia mengakui perlu dibuat protokol lebih lanjut.
"Untuk itulah, dalam konteks menjabarkan yang lebih intens lagi, saya tadi mengundang kementerian terkait untuk menyusun protokol penanganan yang dibuat kementerian kesehatan untuk diedarkan kepada publik agar tahu langkah-langkah yang dilakukan," ujarnya.
Najwa kembali menanggapi. Menurutnya, langkah itu agak terlambat karena protokolnya baru dibuat.
Moeldoko menjawab, "Sebenarnya petunjuk teknisnya sudah ada, tapi perlu adanya penekanan ulang. Berdasarkan pengalaman yang terjadi di lapangan kemarin, maka kita buru-buru mengambil langkah cepat agar terjadi perbaikan dalam komunikasi. Untuk itu, kita juga membuat protokol komunikasi yang menyelaraskan antara pusat dan daerah".
Ia kemudian diminta Najwa untuk menjawab apakah hal yang dilakukan Wali Kota Depok benar atau salah. Moeldoko enggan menghakimi sikap yang dilakukan Mohammad Idris.
"Saya tidak mencoba menghakimi, tapi dalam ILC (Indonesia Lawyers Club) kemarin beliau juga melakukan klarifikasi apa yang terjadi di situ," kata Moeldoko.
"Intinya, ini adalah persoalan kemanusiaan, kita tidak boleh lagi bertikai atas persoalan yang tidak pada intinya. Intinya adalah bagaimana kita menyelesaikan corona-nya," imbuhnya.
Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.
Berita Terkait
-
Arab Saudi Umumkan Kasus Kedua Corona, Warga yang Tiba dari Iran
-
Pasien 1 Positif Corona: Tolong Hentikan Berita Melenceng tentang Kami
-
Warga Bogor Berburu Alkohol Buat Cuci Tangan, Takut Terinfeksi Virus Corona
-
Ramai Virus Corona, Tarra Budiman Sudah Lama Stok Masker dan Hand Sanitizer
-
Wabah Corona, Hotman Paris: Sopir Taksi Aja Waspada, Gimana Bandara Kita?
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
DPR Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka Korupsi Haji: Kejahatan Merampas Hak Umat Beribadah!
-
KPK Bantah Intervensi dari Istana Gegara Belum Tetapkan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
-
Skandal DPRD Gorontalo: "Rampok Uang Negara" dan Selingkuh, Anggota PDIP Ini Langsung Dipecat!
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor