Suara.com - Tiga siswa di Kecamatan Fatuleu Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap oleh polisi usai menganiaya seorang guru kelas hingga mengalami luka berat. Penganiayaan tersebut dipicu oleh masalah sepele yakni daftar hadir siswa.
Ketiga pelaku masing-masing berinisial CY, YC dan OB. Mereka merupakan siswa kelas XII.
Kejadian berawal saat sang guru berinisial FY menjadi pengawas ujian mata pelajaran matematika di kelas ketiga pelajar.
Saat memeriksa daftar hadir peserta ujian, FY menemukan ada seorang siswa yang belum mengisi daftar tersebut.
Di depan kelas, FY menanyakan siapa diantara para siswa yang belum mengisi daftar hadir.
Seorang siswa langsung marah karena mengklaim seluruh siswa di kelas tersebut sudah mengisi daftar hadir, ia melontarkan kata-kata kasar kepada FY.
"Guru mendatangi yang bersangkutan, diingatkan 'kamu jangan begitu caranya, kamu nggak sopan, nggak menghargai saya'. Ternyata ini memancing reaksi temannya yang lain," kata Kapolres Kupang AKBP Aldinan RJH Manurung dikutip dari Keepo -- jaringan Suara.com, Kamis (5/3/2020).
Sang siswa tak terima ditegur oleh FY, ia langsung memukul kepala FY dengan tangannya.
Dua siswa lainnya langsung memukuli FY, mereka melempar kursi ke arah FY hingga menginjak tubuhnya.
Baca Juga: Sedikit Melanggar Aturan, Polres Jakut Akan Jual Masker Sitaan Rp 4.400
"Pertama dilempar kursi nggak kena lalu dipukul jatuh si guru ini. Datang lagi orang ketiga injak-injak," ungkapnya.
Saat ini, ketiga siswa telah diamankan oleh polisi dan ditetapkan sebagai tersangka. Berdasarkan hasil visum, korban mengalami luka berat di kepala bagian belakang, punggung, tangan hingga bahu.
Pihak kepolisian akan melakukan upaya mediasi terhadap korban dan ketiga pelaku. Meski demikian, para pelaku akan tetap menjalani proses peradilan yang berlaku.
Berita Terkait
-
Detik-detik Siswa SD Mojokerto Dibunuh karena Menang Gangsing
-
Disdik Sleman Gandeng Berbagai Pihak Siapkan Protap Kegiatan Outbond Siswa
-
Pasca Pendampingan, Masih Ada Siswa SMPN 1 Turi Yang Sulit Tidur
-
Deklarasi SMPN 1 Turi, Bupati Sleman Ajak Semua Pihak Untuk Move On
-
Guru Cabul Serang Perkosa 5 Murid Akhirnya Dipecat!
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Drama Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Gandeng 4 Ahli, Siapa Saja Mereka?
-
MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Bagaimana Ketua KPK? Ini Penjelasan KPK!
-
Pertikaian Berdarah Gegerkan Condet, Satu Tewas Ditusuk di Leher
-
DPR Kejar Target Sahkan RKUHAP Hari Ini, Koalisi Sipil Laporkan 11 Anggota Dewan ke MKD
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Perundungan, Menteri PPPA: Usut Tuntas!
-
Klarifikasi: DPR dan Persagi Sepakat Soal Tenaga Ahli Gizi di Program MBG Pasca 'Salah Ucap'
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara