Suara.com - Menteri Keuangan sekaligus Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEA), Sri Mulyani melakukan salam corona bersama Ketua Dewan Pertimbangan IAEA yang juga mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
Keduanya bertemu di kantor Wapres, Jakarta Pusat pada Kamis pagi (12/3/2020) guna menghadiri rapat bersama Wapres Ma'ruf Amin.
Sesaat sebelum rapat dimulai, Sri Mulyani yang bertemu Jusuf Kalla di lobi kantor langsung saling menyapa.
Namun, yang menarik mereka tak bersalaman demi menghindari penularan virus corona.
Sebagai gantinya, mereka berdua memberi salam dengan saling menyentuhkan siku tangan kanan masing-masing.
Tak berselang setelah itu, melalui akun Instagram-nya @jusufkalla, mantan wakil presiden Indonesia itu lantas mengunggah foto mereka bersalaman dan menyebutnya sebagai salam corona.
Dalam foto tersebut, Sri Mulyani yang mengenakan baju batik berwarna merah bata tampak tersenyum gembira saat saling menyentuhkan sikut dengan Jusuf Kalla.
Sebaliknya, Jusuf Kalla juga menyambut salam baru tersebut dan membalas senyum.
Istilah salam corona pertama kali diperkenalkan oleh Wapres Ma'ruf Amin saat ia bertandang ke Lombok, NTB pada Rabu (11/3/2020) guna menghadiri pembukaan Munas V ADEKSI.
Baca Juga: Lagi Diwawancara, Jennifer Dunn Sewot Dipanggil Jedun
Wakil presiden Joko Widodo itu meminta maaf karena tidak bersalaman demi meminimalisasi penularan virus corona.
"Saya minta maaf kalau terpaksa salamannya pakai salam corona. Biasanya kalau ketemu saya ada yang cium tangan. Kan ini terpaksa salamannya tidak ada cium tangan untuk menangkal corona," ujar Ma'ruf Amin.
Kontak fisik memang dihindari setelah virus corona baru atau COVID-19 mulai merebak di seluruh dunia.
Selain menghindari bersalaman, masyarakat juga dianjurkan untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, makan-makanan bergizi, dan istirahat yang cukup agar sistem imun terjaga.
Di Indonesia, hingga saat ini pasien yang terjangkit COVID-19 telah mencapai 34 orang. Satu diantaranya meninggal dunia dan dua orang lainnya dinyatakan sembuh.
Berita Terkait
-
Purbaya Ungkap Alasan Sebenarnya Ekonomi Indonesia Tertahan di Awal Tahun
-
Sebut 'Salah Urus', Purbaya Bongkar Ekonomi 2025 Alami Perlambatan Hingga 8 Bulan
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
Jenderal Bintang Dua Terseret Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Mabes AD Turun Tangan
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
Terkini
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
-
Tata Ruang Amburadul Biang Banjir Sumatra, KLH Siap 'Obrak-abrik' Aturan
-
Pemerintah Ungkap Arah Kebijakan 2026, Sektor MICE dan Hilirisasi Jadi Fokus Baru
-
Kang Dedi Siapkan Kereta Kilat Pajajaran, Whoosh Bakal Ditinggalkan?
-
Banjir Sumatra Bawa Kayu Gelondongan, Ketua MPR Muzani: Sepertinya Hasil Tebangan Itu
-
4.000 Siswa Sekolah Rakyat Mau Kuliah, Kemensos Gandeng Diktisaintek Minta Bimbingan
-
Terungkap, Sosok 'Penjahat' di Balik Tema Besar Reuni 212
-
Jalan Buntu Paulus Tannos: Praperadilan Ditolak, KPK Kebut Proses Ekstradisi
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029