Suara.com - Sejumlah masyarakat membeludak mendatangi Pos Pemantauan virus corona atau Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
Rata-rata sebanyak 200 orang per hari mendatangi pos tersebut untuk berkonsultasi terkait virus asal Wuhan, China tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril saat dihubungi Suara.com, Rabu (18/3/2020).
Syahril menyampaikan bahwa pihaknya pun akhirnya meminta bantuan petugas medis dari luar untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tersebut.
"Kami minta bantuan tenaga dokter umum untuk menjaga IGD, karena saat ini pasien rata-rata 200 orang datang ke sini untuk memeriksa di Pos Pemantauan Covid-19," kata Syahril.
Berdasar data yang diperoleh suara.com hingga Selasa (17/3) pagi kemarin tercatat sebanyak 1.134 orang telah mendatangi Pos Pemantauan Covid-19 di RSPI Sulianti Saroso. Mereka yang datang umumnya berkonsultasi terkait kesehatannya atas gejala-gejala Covid-19.
Pos Pemantauan Covid-19 di RSPI Sulianti Saroso dibuka Senin - Jumat sejak pukul 07.30 - 21.00 WIB. Mereka yang hadir tidak dipungut biaya terkecuali bagi mereka yang hendak melakukan medical check up atau MCU.
Banyaknya pasien dan orang yang berdatangan ke Pos Pemantauan Covid-19 berdampak pada menurunnya kesehatan para petugas medis hingga kebersihan RSPI Sulianti Saroso.
Beberapa petugas medis hingga petugas kebersihan yang kelelahan pun diharuskan mengisolasi diri menyusul meningkatnya volume pekerjaan pasca rumah sakit tersebut dirujuk menjadi salah satu yang melayani pasien virus corona atau Covid-19.
Baca Juga: Diduga Corona, Penumpang Cathay Pacific Dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa SBY
Syahril mengatakan bahwa pada dasarnya seluruh pegawai memang telah terikat sumpah untuk bekerja memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai garda terdepan, petugas medis dan pegawai lainnya di RSPI Sulianti Saroso memang memiliki resiko penularan yang tinggi dari Covid-19.
Meski demikian, Syahril menyampaikan pihaknya telah memberikan pedoman kepada pegawai untuk berkerja dengan mengutamakan keamanan. Misalnya, melengkapi pegawai dengan alat pelindung diri (APD), menjaga kebersihan, memberi asupan gizi tambahan, hingga suplemen.
"Tapi tentu saja dalam perjalanannya karena ini membludak wabahnya maka masalah kelelahan akan ada. Untuk itu kalau nanti kami ada perluasan, kita butuh tambahan tenaga dari luar," kata Syahril.
Menurut Syahril, untuk meminimalisir resiko penularan Covid-19 pihaknya pun secara bertahap melakukan pemeriksaan kepada seluruh petugas medis dan pegawai RSPI Sulianti Saroso. Bagi mereka yang terindikasi tertular virus asal Wuhan, China itu maka akan diisolasi.
"Itu memang resiko. Jangankan perawat, orang luar aja, menteri aja bisa kena kan," ujarnya.
"Jadi perawat, dokter pun kalau udah kena yasudah lah memang suatu resiko harus dihadapi. Nah inilah yang mungkin belum mendapat perhatian dari publik, kemudian dari pemerintah," sambungnya.
Berita Terkait
-
Diduga Corona, Penumpang Cathay Pacific Dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa SBY
-
Kemenkes Izinkan 12 Laboratorium Daerah Uji Spesimen Corona, Ini Daftarnya
-
Kosongkan Kantor, Wapres Maruf Pantau Rapat Jokowi Lewat TV di Rumah
-
Menaker : Gaji Buruh ODP Covid-19 Tetap Dibayar Penuh
-
Pasien Covid-19 Membludak, RSPI SS Butuh Bantuan Alat Pelindung Diri
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa
-
Viral Usul Ganti Ahli Gizi dengan Lulusan SMA, Ini Klarifikasi Lengkap Wakil Ketua DPR Cucun
-
Heboh Sebut Ahli Gizi Tak Penting, Wakil Ketua DPR Cucun Minta Maaf, Langsung Gelar Rapat Penting
-
Minta Pramono Naikkan Upah Jadi Rp6 Juta, Buruh Sesalkan UMP DKI Kalah dari Bekasi-Karawang
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya
-
Energi Bersih Bukan Mimpi, Inovasi 95 Tahun Ini Buktinya
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa, Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti Dilaporkan ke Dewas KPK
-
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Arsul Sani Masuk Babak Baru, Kini Ada Aduan Masuk ke MKD DPR RI
-
Menpar Kena 'Sentil' Komisi VII DPR, Proyek Lift Kaca di Pantai Kelingking Turut Disinggung