Dengan lebih dari 35.000 kasus yang dikonfirmasi, para dokter dan perawat negara itu - terutama di kota-kota yang paling terpukul, yakni di utara—berjuang untuk menghadapinya.
Selama sembilan tahun menjadi perawat, Paolo telah terbiasa melihat banyak orang mati.
Tetapi apa yang mengejutkannya, selama pandemi ini, ia melihat begitu banyak orang mati sendirian.
Biasanya, ketika pasien meninggal di unit perawatan intensif, mereka dikelilingi oleh keluarga.
"Ada martabat dalam kematian mereka. Dan kami ada untuk mendukung mereka, itu sudah menjadi bagian pekerjaan kami. "
Biasanya, keluarga dan teman-teman diizinkan untuk mengunjungi dan berkumpul di samping tempat tidur pasien.
Tapi selama sebulan terakhir, itu sudah dilarang demi menghindari penularan virus corona.
Keluarga dan teman-teman pasien bahkan tidak bisa datang ke rumah sakit.
"Kami merawat semua orang ini dengan virus yang pada dasarnya membuat mereka ditelantarkan."
Baca Juga: FSGI Usul Anggaran Ratusan Miliar UN Dialihkan untuk Penanganan Corona
"Mati sendirian adalah hal yang sangat buruk, saya tidak berharap itu terjadi pada siapa pun."
Rumah sakit kewalahan
Rumah sakit Cremona telah berubah menjadi "rumah sakit virus corona".
Mereka sekarang hanya merawat pasien yang terinfeksi virus corona - sekitar 600 orang - dan semua pelayanan medis lainnya telah ditiadakan.
Pasien baru terus datang tetapi mereka kehabisan tempat tidur di unit perawatan intensif.
"Kami telah menyiapkan tempat tidur di mana pun kami bisa, di setiap sudut rumah sakit - sekarang rumah sakit sudah penuh sesak."
Berita Terkait
-
Komnas HAM Sarankan Masyarakat yang Bandel Disanksi Denda Atau Kerja Sosial
-
Inggris Resmi Lockdown Negara 3 Pekan karena Corona
-
Anies Larang Acara Kumpulan Massa di Jakarta, Melanggar Akan Dibawa Polisi
-
Tambah Lagi, WNI Perempuan 26 Tahun Positif Corona di Singapura
-
Dokter dan Perawat Pasien Corona akan Dapat Intensif Rp 5-15 Juta Per Bulan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini