Suara.com - Keputusan Pemerintah Kota Tegal untuk menerapkan lockdown atau mengunci wilayah selama empat bulan guna memerangi pandemi virus corona Covid-19 menuai perhatian khalayak.
Pasalnya Tegal menjadi kota pertama di Indonesia yang berani mengambil langkah tersebut, di kala daerah lainnya termasuk pemerintah pusat masih memikirkan banyak pertimbangan.
Kebijakan tersebut nyatanya tak hanya ramai diberitakan di media nasional namun juga disinggung oleh beberapa situs asing.
Sejumlah media luar negeri menyoroti pernyataan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengenai alasannya mengeluarkan kebijakan lockdown.
Seperti dikutip dari Semarangpos.com --jaringan Suara.com, Dedy mengaku sebenarnya sempat dilema dengan kebijakan yang diambilnya untuk mengarantina wilayah. Namun, ia kemudian mengambil keputusan tersebut.
"Ini adalah pilihan pahit dan saya juah dilema. Jika disuruh memilih, lebih baik saya dibenci, daripada maut menjemput mereka " ungkapnya saat jumpa pers, Rabu (25/3/200).
Pernyataan Dedy yang dinilai mementingkan keselamatan warganya itu muncul di situs Malaysia, Astrowani.com dalam artikel berjudul , "Sanggup dibenci, Datuk Bandar Tegal laksana 'lockdown' pertama di Indonesia" yang dimuat pada Jumat (27/3).
Selain itu, klaim Dedy juga tampak dalam artikel berjudul "Indonesia, in major shift, to allow lockdowns as coronavirus cases soar" yang dimuat oleh situs Reuters dan New York Times pada hari yang sama.
Kedua situs tersebut memberitakan kebijakan pemerintah yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD mengenai rencana untuk membuat aturan tentang karantina wilayah, sebagai strategi baru dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Satu Pasien di Semarang Sembuh, Tapi Positif Covid-19 di Jateng Naik
Dalam artikel itu, disebutkan pemerintah mengeluarkan rencana tersebut sebagai tanggapan atas kebijakan Provinsi Papua dan Kota Tegal menerapkan karantina wilayah, selain berkaca dari jumlah kasus virus corona yang terus meningkat.
"Kota Tegal, Jawa Tengah, pekan ini menutup 49 jalur akses dan ruang publik hingga 30 Juli mendatang setelah seorang kembali dari Abu Dhabi karena terinfeksi virus corona".
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan orang-orang perlu memahami kebijakan yang saya ambil. Jika punya pilihan, saya lebih baik dibenci orang daripada membiarkan mereka mati," demikian cuplikan artikel Reuters yang mengutip CNN Indonesia.
Pernyataan serupa pun muncul dalam situs Free Malaysia Today dalam artikel bertajuk "Indonesia to allow lockdowns after binggest 1-day surge of virus cases".
Untuk diketahui, Kota Tegal memilih memberlakukan lockdown setelah melaporkan satu pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 34 tahun asal Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur.
Sebelum dinyatakan positif, pasien memiliki riwayat perjalanan dari Dubai, Uni Emirat Arab. Kekinian, pasien tersebut menjalani perawatan di RSUD Kardinah, Kota Tegal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
-
KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
-
Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
-
Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
-
Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
-
Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
-
Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
-
Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah