Suara.com - Suasana Labour Chowk di Noida biasanya riuh oleh suara ratusan orang yang mencari kerja sebagai tukang bangunan. Persimpangan kecil di kawasan pinggiran Delhi itu merupakan tempat para kontraktor mencari tukang-tukang.
Namun, daerah itu sangat sepi ketika saya ke sana pada Minggu (22/03)—sebelum lockdown diterapkan. Sedemikian sunyinya, tidak bisa dibayangkan bunyi kicau burung bisa didengar di kawasan yang sehari-hari begitu sibuk.
Nyatanya, kicauan burung memang ada dan saya hampir tidak percaya bisa mendengarnya.
Di tengah kesunyian, sekelompok pria tampak berkerumun di suatu sudut.
Saya menghampiri mereka dan bertanya, dari jarak yang aman, apakah mereka tahu bakal ada perintah karantina.
Ramesh Kumar, dari Distrik Banda di Negara Bagian Uttar Pradesh, mengaku paham "tidak akan ada orang yang memperkerjakan kami, tapi kami masih mencari peluang."
"Saya mendapat 600 rupee (sekitar Rp 127.000) setiap hari dan saya harus memberi makan lima orang. Kami akan kehabisan makanan dalam beberapa hari. Saya tahu risiko virus corona, tapi saya tidak bisa melihat anak saya kelaparan," ujarnya sebagaimana dilansir BBC Indonesia.
Jutaan buruh harian mengalami kondisi serupa. Kebijakan lockdown yang diumumkan Perdana Menteri Narendra Modi pada Selasa (24/03) malam membuat mereka terancam tidak mendapat penghasilan selama tiga pekan. Sebagian amat mungkin kehabisan makanan dalam beberapa hari mendatang.
Sejauh ini India melaporkan lebih dari 500 kasus positif corona dan sedikitnya 10 di antara mereka meninggal dunia.
Baca Juga: Bukannya Dipuji, Petugas Medis yang Tangani Corona di India Justru Diusir
Sejumlah negara bagian, termasuk Uttar Pradesh di utara, Kerala di selatan, dan Delhi selaku ibu kota negara, berjanji mentransfer bantuan langsung tunai ke rekening-rekening buruh, seperti Kumar.
Pemerintah pusat pimpinan Modi juga berikrar membantu buruh harian yang terdampak lockdown.
Ragam Tantangan Logistik
Setidaknya 90 % tenaga kerja India berada di sektor informal, berdasarkan data Organisasi Pekerja Internasional (ILO). Mereka bekerja, misalnya, sebagai petugas keamanan, pembersih, tukang becak, pedagang kaki lima, pengumpul sampah, dan pekerja rumah tangga.
Sebagian besar tidak memiliki akses ke dana pensiun, izin sakit, cuti, dan asuransi apapun. Kebanyakan tidak punya rekening bank dan mengandalkan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Banyak pula yang berstatus pekerja migran, yang artinya mereka tinggal di negara lain.
Berita Terkait
-
Ramai Perusahaan 'Tutup' karena Corona, Pengusaha Ini Butuh 200 Penjahit
-
Diungkap Lewat Video Pendek, Curhatan Driver Ojol Ini Bikin Haru
-
Ganti Istilah Lockdown Jadi Isolasi Wilayah, Wali Kota Tegal Tutup 49 Jalan
-
Mulai 1 April 2020, Operasional Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta Dibatasi
-
Korban Tewas Akibat Corona di AS Tembus 2.000 Orang Lebih
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra