Suara.com - Bukannya dipuji dan didukung, para petugas kesehatan di India justru mendapat kekerasan bahkan diusir oleh masyarakat.
Menyadur dari AFP, para dokter, perawat, petugas pengirim makanan, dan para pejuang garis depan virus corona lainnya di India diserang dan beberapa diantaranya diusir oleh warga yang cemas akibat wabah penyakit tersebut.
Beberapa perusahaan e-commerce India bahkan menghentikan proses pengiriman karena sebagian dari karyawan mereka mengalami kekerasan.
Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, serangan kepada para petugas medis ini adalah sebuah 'masalah besar'.
AFP melaporkan bahwa penyerangan dan pelecehan terjadi di hampir seluruth India. Terlebih sejak kasus virus corona meningkat di negara tersebut dan pemerintah memutuskan untuk me-lockdown wilayah selama 21 hari.
Seorang dokter di wilayah Surat, Sanjibani Panigrahi mengungkapkan bagaimana ia menghadapi tetangganya sepulang bekerja dari rumah sakit merawat pasien covid-19.
Dokter itu dihadang dan para tetangganya memblokirnya tepat di pintu masuk pintu gedung apartemennya.
Selain itu, tetangganya juga mengancam 'konsekuensi' yang akan ia dapatkan jika tetap bekerja.
"Mereka adalah orang yang sama yang senang berinteraksi dengan saya beberapa waktu lalu. Setiap kali mereka menghadapi masalah, saya selalu membantu mereka," kata perempuan berusia 36 tahun tersebut kepada AFP.
Baca Juga: Persib Janji Gaji Pemain Dibayar Penuh Hingga Dua Bulan ke Depan
Tindakan penghadangan ini membuatnya berpikir ulang menilai tetangganya itu.
"Orang-orang takut. Saya mengerti. Tapi sepertinya aku saya jadi tidak tersentuh," ujarnya.
Menanggapi kasus ini, para dokter di All India Institute of Medical Sciences meminta bantuan pemerintah.
"Banyak dokter yang terdampar di jalanan bersama barang bawaan mereka. Ini terjadi hampir di seluruh negeri," bunyi surat yang diajukan ke pemerintah India tersebut.
Mengetahui hal tersebut, Perdana Menteri Modi meminta rakyatnya untuk berhenti memperlakukan pekerja medis sebagai paria, sebuah kaum dengan kasta terendah. Ia pun menggambarkan mereka yang berjuang melawan virus seperti 'dewa'.
"Hari ini mereka adalah orang-orang yang menyelamatkan kita dari kematian, menempatkan hidup mereka dalam bahaya," seru Modi.
Berita Terkait
-
Jalan Protokol SCBD hingga Patung Pemuda Disemprot Disinfektan Pakai Drone
-
Pelarangan Mudik Hanya Tinggal Tunggu Instruksi Presiden Jokowi
-
Tampilkan Seks Sadis saat Lockdown, Akses Gratis Pornhub Dikecam
-
Banyak Pejabat Jabar Positif Corona, Bupati Purwakarta Ogah ke Luar Rumah
-
Mayoritas Pasien Meninggal Corona Adalah Pria, Ini Temuan Peneliti
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik