Suara.com - Seorang pria dari Chukai, Terengganu, Malaysia baru-baru ini viral di media sosial. Ia memakai kostum hantu untuk menakut-nakuti warga agar melakukan isolasi diri.
Lak-laki yang memakai kostum hantu itu bernama Muhammad Urabil Alias, 38 tahun.
Disadur dari Says.com, Senin (30/3/2020), Alias mengunggah fotonya memakai kostum hantu ke Facebook pada Sabtu, 28 Maret 2020.
Unggahannya sejak itu telah dibagikan oleh warganet lebih dari 3.400 kali dan mendapat 1.500 komentar.
Tampak di foto tersebut, Alias memakai baju panjang serba putih. Ia bahkan menggunakan rambut palsu warna putih dan berdiri di atas mobil.
Alias mengungkapkan bahwa ia berpakaian seperti hantu untuk menakuti para remaja di daerahnya.
Dia ingin mereka tetap tinggal di rumah selama masa darurat virus corona (Covid-19) yang ditetapkan pemerintah Malaysia.
"Ketika saya mengunggah foto-foto itu di Facebook, banyak orang panik dan tidak berani meninggalkan rumah mereka," katanya kepada Harian Metro.
Pria itu menjelaskan bahwa dia hanya ingin menakuti-nakuti remaja nakal di Taman Anika Jaya, Kampung Tempurung. Sehingga para remaja itu berhenti berkeliaran di malam hari.
Baca Juga: Suaranya Bergetar saat Ungkap Korban Corona, Anies: Mereka Punya Keluarga..
"Saya hanya ingin mereka mengikuti pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah dan saya pikir itu sukses karena banyak dari mereka sekarang khawatir tentang berjalan-jalan di malam hari," ucap Alias.
Ia tidak menyangka foto yang diambil istrinya itu menjadi viral dan banyak mendapat respon.
Alias tidak berharap orang-orang berpikir bahwa foto itu asli. Sebab postingan yang ditulis juga dengan gurauan.
"Warganet bertanya kepada saya apakah foto-foto itu asli atau tidak. Saya pikir itu sudah jelas dari tulisan di posting saya," ucap Alias.
Ia melanjutkan, "Saya jelas bercanda. Tetapi begitu banyak orang berpikir bahwa itu adalah hantu yang sebenarnya, padahal saya hanya berpakaian seperti Gandalf".
Dia menyesal jika orang menganggap tindakannya terlalu berlebihan. Alias berharap fotonya yang viral tidak menimbulkan pandangan negatif.
Berita Terkait
-
Sempat Viral Ditolak Rumah Sakit, PDP di Bantul Kini Dirawat di Sardjito
-
Viral di Korsel, Yuk Bikin Sendiri Dalgona Coffee Buat Temani di Rumah Aja
-
Gagang Tutup Panci Hotman Paris dari Kayu, Warganet: Aku Merasa Setara
-
Pasutri Bikin Panik, Warga Pakai Baju Hazmat Dilarang Masuk Mal Gancit
-
Isolasi Diri, Raja Thailand Bawa 20 Cewek Nginap di Hotel Mewah Jerman
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional