Suara.com - Puluhan warga Desa di Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan blokade di jalan menuju ke Puskemas Lewoleba. Blokade dilakukan karena mereka menolak kalau puskesmas tersebut dijadikan sebagai tempat karantina warga dari daerah zona merah atau terpapar COVID-19.
"Pemerintah mau menjadikan Puskesmas Lewoleba sebagai tempat karantina orang dalam pemantauan (ODP), tetapi karena ada pengumuman bahwa, ada mahasiswa dari Jawa terindikasi COVID-19 berdasarkan rapid test, sehingga masyarakat menolak dengan cara memblokade jalan menuju Puskemas," kata Hermanus, seorang warga, Selasa (14/4/2020) malam.
Menurut dia, Puskesmas Lewoleba rencananya dijadikan sebagai tempat karantina bagi ODP dari zona merah. Mereka semua mahasiswa yang kebanyakan dari pulau Jawa yang melakukan mudik.
Sementara Karolus Laga, Ketua RT 8, Dusun IV Desa Pada mengatakan sebelumnya tidak ada sosialisasi tentang rencana menjadikan puskemas itu untuk karantina, sehingga masyarakat sepakat untuk menolak.
Dia mengatakan, gedung Puskesmas tersebut menjadi kewenangan pemerintah untuk melakukan karantina dan urusan pemerintah lainnya, tetapi pemerintah daerah selama ini tidak melakukan pendekatan dan sosialisasi dengan masyarakat Desa Pada sehingga terjadi pemblokiran jalan masuk.
Dia menjelaskan, alasan blokade itu juga karena anak-anak mereka yang sedang kuliah di luar daerah, dilarang untuk pulang kampung.
Tetapi dilain sisi, pemerintah daerah justeru masih membawa mahasiswa lain untuk melakukan karantina di Puskesmas Lewoleba yang berada di Desa Pada.
"Masyarakat resah, karena penyakit ini tidak seperti penyakit lain dan kami tidak mau. Komitmen masyarakat Desa Pada tetap menolak Puskesmas baru itu jadi tempat karantina," katanya.
Sementara Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday secara terpisah meminta masyarakat tetap tenang dan jangan panik.
Baca Juga: Wabah Corona, Maia Estianty Pastikan Tak Kumpul Keluarga Saat Lebaran
"Pemerintah Kabupaten Lembata melakukan ini untuk kebaikan banyak orang, dan sebagai langkah antisipasi pencegahan penyebaran COVID-19," kata Thomas Ola Langoday. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri