Suara.com - Seorang perawat Rumah Sakit Penyakit Infeksi RSPI Sulianti Saroso, Nurdiansyah menceritakan pengalamannya mengurus pasien positif virus corona dengan mengenakan baju hazmat atau alat pelindung diri (APD) yang sesak.
Nurdiansyah yang baru satu tahun bekerja di RSPI mengaku tidak akan mengira dirinya akan berhadapan dengan pandemi global virus corona ini.
Sebelumnya dia bekerja di ruang pasien HIV/AIDS, namun sejak virus corona diumumkan masuk ke Indonesia pada awal Maret, seluruh perawat difokuskan mengurus pasien covid-19.
Pada Desember 2019, dia menyebut seluruh perawat diberikan pelatihan untuk menanganani MERS CoV.
"Atau recharge lagi terikat dengan pengendalian dan pencegahan infeksi. Nah ini kita pelatihan dan tiba-tiba di bulan Maret di Indonesia ada kasus Covid-19. Akhirnya semua ruangan kita jadikan ruangan Covid-19," kata Nurdiansyah di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (19/4/2020).
Nurdiansyah mengungkapkan, sejak saat itu seluruh perawat diwajibkan menggunakan alat pelindung diri, sarung tangan, masker N95 dan kacamata sesuai dengan standar kesehatan.
“APD yang lengkap ini dari atas sampai dengan bawah. Jadi, betul-betul harus tertutup,” katanya.
Menurutnya, pada awal-awal diumumkan masuk Indonesia, setiap perawat bertanggung jawab menangani dua pasien namun jumlah itu terus bertambah seiring bertambahnya pasien.
Untuk berkonsultasi dengan pasien di ruang isolasi pun mereka tidak bisa kontak langsung, melainkan dipantau melalui kamera CCTV dan monitor yang dipasang di tiap ruangan.
Baca Juga: Perawat RSPI: Garda Terdepan Lawan Corona Bukan Kami, Tapi Disiplin Warga
"Kita bicara ke pasien lewat monitor, ketika pasien ada butuh apa, nanti ketika kita masuk baru dilakukan perawatan. Itu kita siapkan semuanya, terus makannya. Kebetulan saya di ruangan rawat inap, jadi memang sudah terjadwal, jadwal dinasnya itu pagi, kemudian siang, malam. Jadi ada tiga shift," ungkap Nurdiansyah.
Saat melakukan perawatan terhadap pasien seperti pemasangan infus, pemeriksaan jantung, dan sebagainya seorang perawat bisa memakan waktu lebih dari satu jam.
"Nah ini yang kita lakukan ke pasien paling cepat 30 menit. Tapi ketika kita pegang pasien, bisa jadi di sana tiga jam lebih. Jadi betul-betul kita motivasi pasien, mentalitas pasien kita kuatkan agar imunitasnya kuat. Sampai pasien itu pegang tangan kita," imbuh Nurdiansyah.
Berita Terkait
-
Perawat RSPI: Garda Terdepan Lawan Corona Bukan Kami, Tapi Disiplin Warga
-
Takut Kena Corona, Patung Wayang di Balai Kota Solo Dipakaikan Masker
-
Ada Usul MUI Diminta Hapus Puasa, Gus Miftah Emosi Bilang Begini
-
Waduh, Dokter di California Jual Obat Covid-19 Palsu secara Online
-
Gaji Terancam Dipotong karena Corona, Pebasket Ini Pasrah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru
-
Strategi Baru Turunkan Kemiskinan, Prabowo Akan Kasih Fasilitas buat UMKM hingga Tanah untuk Petani
-
Empat Gubernur Riau Tersandung Korupsi, KPK Desak Pemprov Berbenah