Suara.com - Untuk pertama kalinya sejak epidemi coronavirus Italia dimulai, jumlah kasus yang dilaporkan telah menurun. Ada penurunan sekitar 20 kasus pada hari Senin (20/04).
Dilansir dari Thelocal.it, menurut angka resmi terbaru dari departemen Perlindungan Sipil ada 108.237 pada hari senin (20/04) lebih sedikit dibandingkan dengan hari Minggu (19/04) di angka 108.257.
"Untuk pertama kalinya, kami telah melihat perkembangan positif baru: jumlah [kasus] saat ini positif telah menurun," kata Kepala Perlindungan Sipil Angelo Borrelli dikutip dari Thelocal.it.
Namun demikian, secara keseluruhan jumlah total kasus yang dikonfirmasi termasuk orang yang telah pulih atau meninggal terus meningkat, meskipun pada tingkat yang lebih lambat.
Peningkatan kasus harian di Negara Pizza terus melambat, turun hampir 800 dibandingkan dengan 24 jam sebelumnya. Persentase penambahan kasus kurang dari 1,7 persen per hari.
Meski sudah mengalami penurunan, para ahli ilmiah mengatakan bahwa lockdown 'Tahap Dua' tidak boleh dimulai sebelum penambahan kasus melambat hingga di bawah 1 persen.
Ada sekitar 454 kematian akibat covid-19 dilaporkan pada hari Senin. Sehingga total 24.114 orang sekarang diketahui telah meninggal di Italia sejak tertular virus corona.
Sementara itu, 1.822 lebih banyak orang pulih dalam 24 jam terakhir, membuat total menjadi 48.877. Hampir 27.500 pasien coronavirus saat ini di rumah sakit, termasuk sekitar 2.600 dalam perawatan intensif.
Dua wilayah Italia melaporkan nol kasus baru pada hari Senin yakni di Basilicata di selatan dan Valle d'Aosta di barat laut. Umbria dan Molise di Italia tengah mencatat masing-masing hanya satu dan dua kasus baru, sedangkan Calabria di tenggara memiliki tiga kasus.
Baca Juga: Klaim Ahli Israel: Puncak Corona setelah 40 Hari, Jadi Nol setelah 70 Hari
Di wilayah Lombardy yang paling parah terkena dampaknya, peningkatan harian dalam kasus melambat dari 855 menjadi 735, sementara di Piedmont menurun dari 593 menjadi 292.
Lockdown yang dilakukan Italia saat ini akan berakhir pada 4 Mei, meskipun pembatasan diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan.
Pemerintah belum mengumumkan langkah mana yang akan dilonggarkan mulai Mei. Beberapa menyarankan agar sektor bisnis bisa dilanjutkan untuk mengurangi dampak buruk di sektor ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Pesan Natal Uskup Agung: Rawat Alam, Jangan Biarkan Rakyat Jadi Korban
-
UMP Jakarta 2026 Kalah dari Bekasi dan Karawang, Said Iqbal: Tidak Mungkin Ibu Kota Lebih Rendah!
-
Libur Natal Kawasan Monas 'Diserbu' Ribuan Pengunjung, Wisatawan China hingga Brasil Ikut Meramaikan
-
Dekorasi Natal Katedral Jakarta Tampil Sederhana, Gunakan Bahan Daur Ulang dan Wastra Nusantara
-
Mendagri dan sejumlah menteri pantau kesiapan ibadah Malam Natal 2025 di Jakarta.
-
Said Iqbal Tolak Kenaikan UMP Jakarta 2026 Rp5,73 Juta, Nilai Tak Cukupi Kebutuhan Hidup Layak
-
Magis Natal di Jantung Jakarta: Kala Bundaran HI Bersolek dalam Lautan Cahaya
-
Agenda Natal di Katedral Jakarta: Misa Pontifikal hingga Misa Lansia
-
Sampah Jadi Listrik Dinilai Menjanjikan, Akademisi IPB Tekankan Peran Pemilahan di Masyarakat
-
Wapres Gibran ke Jawa Tengah, Hadiri Perayaan Natal dan Pantau Arus Mudik Akhir Tahun