Suara.com - Indonesia mendapatkan kiriman 400 ribu tes polymerase chain reaction (PCR) dari China pada Sabtu (25/4/2020). Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut ratusan ribu PCR itu langsung diserbu oleh pemerintah daerah.
Doni mengapresiasi pemerintah daerah yang bersemangat untuk mendapatkan PCR yang akan digunakan kepada warganya di wilayah masing-masing. Bahkan, antusiasme pemimpin daerah itu ditunjukkan dengan kesigapan mereka menjemput alat tes PCR tersebut.
"Namun yang lebih menggembirakan, pimpinan daerah tidak hanya menunggu, tetapi berlomba untuk ikut menjemput sendiri reagen PCR itu di Bandara Soekarno-Hatta,” kata Doni dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Padahal kata Doni, pihaknya sudah mempersiapkan untuk mendistribusikan alat tes PCR tersebut yang baru datang itu ke daerah-daerah. Namun sebelum dikirimkan, kepala daerah malah mendatangi bandara supaya tidak kehabisan.
“Seperti dari Yogyakarta misalnya, mereka memilih untuk ikut menjemput di Bandara Soekarno-Hatta. Ketika saya tanya berapa lama perjalanan ke Yogyakarta? Mereka menjawab sekitar lima jam,” ucap Doni.
Lebih lanjut, Gugus Tugas Covid-19 sudah memutuskan untuk mengirim reagen PCR itu ke 22 provinsi supaya bisa dipergunakan di 51 laboratorium yang ada di daerah masing-masing. Rincian pengiriman itu terdiri dari 52 ribu reagen PCR diberikan ke DKI Jakarta, Jawa Tengah mendapatkan 50 ribu reagen PCR, Jawa Timur mendapatkan 41 ribu reagen PCR, Yogyakarta memperoleh 25 ribu reagen PCR, Jawa Barat diberikan 21 ribu reagen PCR dan Banten sebanyak 10 ribu reagen PCR.
Secara akumulasi, Indonesia sudah mendapatkan 479.500 alat tes PCR yang didatangkan dari Korea Selatan dan China.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap dengan adanya alat tes PCR tersebut, bisa digunakan untuk 10 ribu warga setiap harinya. Hal itu tidak terlepas dari keinginannya agar pemerintah bisa memetakan jumlah pasien positif dan mendeteksi penyebarannya.
Selain itu, Jokowi juga meminta supaya alat tes PCR itu diproritaskan untuk dokter dan perawat yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 beserta keluarganya.
Baca Juga: Bantu Indonesia Perangi COVID-19, Korea Selatan Kirim Alat Tes PCR
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut