Suara.com - Soeko Prasetyo, berada di situasi tidak mudah di New York, Amerika Serikat saat ini. Soeko Prasetyo benar-benar di zona merah virus corona di sana.
Kota New York, masih menjadi pusat pandemi virus corona di Amerika Serikat. Hingga berita ini diturunkan, lebih dari 160 ribu warga dinyatakan positif Covid-19, 2.500 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya masih diisolasi dan dirawat di rumah sakit yang tersebar di lima wilayah seperti Brooklyn, Queens, Manhattan, Bronx dan Staten Island.
Suasana kota terlihat sepi, semua toko, perkantoran dan pusat-pusat keramaian masih ditutup. Aturan jam malam di mana warga dianjurkan tidak keluar rumah dari pukul 20.00 waktu setempat, masih diberlakukan oleh pemerintah kota.
Di tengah kota yang sedang dalam keadaan darurat, seorang diaspora Indonesia asal Kota Solo masih terus menjalankan tugasnya untuk bekerja di Rumah Sakit Mount Sinai, Manhattan. Setiap malam, sekitar pukul 20.00 atau 21.00, Soeko Prasetyo atau yang sering disapa Pak Soeko ini, berangkat kerja dengan kereta bawah tanah atau bus umum, menembus kota yang sunyi.
Soeko Prasetyo berusia 79 tahun. Dia memang lebih suka bekerja shift malam di rumah sakit ini, tempat dia bekerja sebagai petugas keamanan selama 22 tahun terakhir. Alasannya, agar dia masih bisa berkegiatan di siang hari, seperti membantu sesama diaspora Indonesia atau sekadar nonton pertunjukan teater Broadway bersama istrinya.
Namun sejak pandemi virus corona menghantui Kota New York, kondisi rumah sakit dibanjiri ribuan pasien Covid-19. Situasi darurat 24 jam ini menyebabkan Pak Soeko seringkali harus bekerja lembur hingga 16 jam sehari.
“Pengalaman saya kerja malam itu, lebih ringan daripada kerja pagi. Tapi kenyataannya sama saja," ujar pria yang suka tersenyum dan semangat di usia yang tidak lagi muda.
"Banyak yang datang malam hari dengan ambulans sehingga emergency jadi penuh. Ada yang kena tusuk, ada yang sakit jiwa. Dan tentu saja ada yang kena corona,” imbuhnya.
Di Mount Sinai, Soeko ditugaskan untuk menjaga bagian klinik yang merupakan fasilitas khusus untuk merawat pasien-pasien virus corona, lengkap dengan ruang isolasi.
Baca Juga: Kisah Transpuan Saat Pandemi Corona: Hidup Seperti Orang yang Mati Perlahan
Fasilitas itu mempunyai sistem penjagaan yang sangat ketat. Pasien yang sudah dites positif masuk melalui pintu berbeda dan langsung dirawat di kamar-kamar isolasi.
“Pasien-pasien yang sudah positif virus corona tidak masuk ke emergency room, tapi langsung masuk ke kamar-kamar isolasi,” papar Soeko Prasetyo.
Pasien-pasien yang menderita penyakit lain ditempatkan di berbagai fasilitas perawatan darurat di luar rumah sakit.
“Karena pasien corona sangat banyak dan perlu ruangan isolasi, maka pasien-pasien biasa yang lain yang tidak terpapar virus corona dibuatkan tenda khusus di luar rumah sakit. Juga di lobi-lobi rumah sakit,” tambah Soeko Prasetyo.
Agar terhindar dari virus corona, Soeko juga harus memenuhi berbagai protokol keamanan dan kesehatan setiap kali memasuki rumah sakit.
Tugas berat bagi Pak Soeko sebagai petugas keamanan adalah memastikan agar kerabat pasien tidak menjenguk sebagai bagian standar keamanan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik