Suara.com - Sam, warga Malaysia yang bekerja di salah satu perusahaan di Singapura harus menerima kenyataan pahit akibat wabah pandemi virus corona. Sam, kehilangan pekerjaannya lantaran tak mengindahkan aturan perusahaan, yakni tidak mengenakan masker ketika bekerja.
"Saya telah bekerja di perusahaan ini selama bertahun-tahun. Ketika supervisor tahu saya tak memakai masker di kantor, mereka memutuskan untuk memecat dan menyuruhku untuk kembali ke Malaysia," kata Sam.
Melansir The Star, Sam merupakan satu di antara sejumlah pekerja yang dipecat akibat melanggar kebijakan terkait Covid-19 yang belakangan diterapkan oleh beberapa perusahaan di Singapura.
Para pekerja Malaysia yang tengah berada di Singapura kini didera rasa takut akibat sejumlah kebijakan yang terlampau ketat. Seperti denda hingga pemecatan jika tak memakai masker.
Disebutkan, bagi pekerja yang tidak mematujhi peraturan lockdown, tidak memakai masker, atau tidak mempraktekkan physical distancing akan didenda sebesar 300 dolar Singapura atau sekitar Rp3,1 juta, serta pencabutan izin kerja bagi para pekerja asing.
Aturan dan ancaman hukuman tersebut pun menimbulkan opini di antara para pekerja asing di Singapura jika perusahaan hanya mencari-cari kesalahan untuk memberhentikan karyawan tanpa perlu membayarkan kompensasi selama periode lockdown.
Seorang karyawan asal Malaysia yang bekerja di perusahaan keamanan Singapura, Teo, mengatakan telah diminta mengundurkan diri oleh perusahaan karena telat masuk kantor.
Dirinya menyadari bahwa ini sepenuhnya kesalahannya, namun hukuman yang diberikan perusahaan menurutnya terlampau berat.
"Menurut saya keadaannya cukup sulit mengingat perusahaan memiliki banyak karyawan tapi mereka tidak akan dikontrak lagi, itulah mungkin kenapa saya diharuskan resign," ujar Teo.
Baca Juga: 1 Juta Orang Terinfeksi COVID-19, 62 Ribu Meninggal karena Corona di AS
Sementara, Anwar, warga Malaysia yang juga bekerja di Singapura, harus kehilangan pekerjaan setelah mengobrol dengan rekannya di depan kantor tanpa mengenakan masker.
"Saya hanya mengobrol biasa dengan teman, beberapa menit kemudian, saya ketahuan tak pakai masker dan saya dipecat," beber Anwar.
Alih-alih pemecatan, sambung Anwar, mengapa perusahaan tak memberikan surat perinagtan terlebih dulu.
Presiden Asosiasi Bisnis Johor Indian, P. Sivakumar mengatakan kondisi ini tidak bisa dijadikan alasan untuk begitu saja memberhentikan para pekerja.
"Saya tahu semua orang terkena dampaknya, terutama bisnis akibat adanya lockdown, tapi para pemimpin perusahaan harusnya memiki empati terhadap para karyawan, dari pada mencari-cari alasan untuk memecat mereka," kata Sivakumar.
Pun ia berharap, pemerintah Singapura akan mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan praktik pemecatan semaunya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres