Suara.com - Seorang ahli hadis dan fikih Ishaq bin Rahawayh pernah diragukan kemampuannya oleh para kritikus karena rumahnya terbakar dan menghanguskan semua kumpulan catatan hadisnya.
Ishaq bin Rahawayh adalah seorang ulama hadis yang juga fasih dalam fikih.
Menyadur dari laman Harakah.id--jaringan Suara.com--, Sabtu (2/5/2020), namanya selalu tercantum di berbagai kitab hadis. Ini menjujukkan bahwa beliau adalah guru besar periwaytan hadis.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai ahli fikih yang pendapatnya selalu meramaikan khazanah fikih klasik.
Pendapat fikihnya sering dikutip oleh Imam Tirmidzi, terutama untuk menjelaskan istilah-istilah yang sulit dalam hadis.
Ishaq bin Rahawayh berasal dari Persia, tepatnya di daerah Marwa. Sebenarnya Rahawayh bukan lah nama asli ayahnya.
Nama asli ayahnya adalah Ibrahim bin Maklad. Dengan demikian, nama asli Ihaq adalah mejadi Ishaq bin Ibrahim bin Maklad al Hanzali al Tamimi al Marwazi.
Nama Rahawayh tersebut muncul lantaran ayahnya lahir ketika dalam perjalanan menuju Mekkah. Dalam Bahsa Marwa, Rahawayh berarti terlahir di jalan.
Ishaq mengaku sebenarnya dirinya tak keberatan dipanggil Ibnu Rahawayh. Justru ayahnya lah yang tak menyukai panggilan tersebut.
Baca Juga: Horor! Pocong Hanyut di Sungai Gegara TPU Cikutra Longsor Diguyur Hujan
Sebab, nama Rayawayh terasa peyoratif. Alasannya adalah karena kata 'wayh' cenderung bermakna negatif. Maka dari itu, tak jarang orang memanggilnya Rahuyah, bukan Rahawayh.
Ishaq hidup diantara tahun 161 Hijriah hingga 238 Hijriah. Ia dikenal sebagai ulama yang berpengaruh di Timur dan Barat.
Ia juga dikenal dengan nama Abu Ya'qub bin Rahawayh. Semasa mudanya, ia sering mengembar keliling dunia. Tujuannya hanya satu yaitu mengumpulkan hadis.
Menjelang akhir usianya yang mencapai 77 tahun, Ishaq mengalami kejadian yang membuatnya trauma membaca lembaran hadis.
Suatu hari, rumahnya terbakar habis. Lembaran-lembaran hadis yang telah ia kumpulkan selama hidupnya hangus dan sirna.
Ia pun mengalami rasa trauma ketika menghafalkan lembaran hadis yang begitu banyak. Sehingga beberapa kritikus sempat mempermasalahkan kualitas hafalannya.
Berita Terkait
-
Ramadan Keluarga Pak Modjo (Part 4): Permintaan Maaf Vita
-
Kisah Nabi Muhammad Berikan Mahar Rp 1 Miliar untuk Nikahi Khadijah
-
Saat Nabi Muhammad SAW Ajak Istrinya Aisyah Balap Lari
-
Ditiadakan di Ramadan 2020, Pasar Tiban Jogja Biasanya Ada di 5 Lokasi Ini
-
Disebut Biang Kerok Penularan Corona, Bupati Bogor Larang Warga Ngabuburit
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Soal Usulan Anggota DPR RI Non-Aktif Dipecat, Koordinator MPP Buka Suara
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!