Suara.com - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mengingatkan pemerintah agar jangan ada agenda terselubung di balik pembangunan sawah baru untuk mengatasi ancaman krisis pangan di tengah pandemi Covid-19.
Agenda terselubung yang dimaksud KPA adalah motif menyelamatkan perusahaan kontraktor yang lesu maupun dikerjakan oleh institusi TNI umtuk memperoleh proyek pembuatan cetak sawah.
"Jika terjadi, ini ironi di tengah krisis berlapis masyarakat kelas bawah," kata Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika dalam keterangan pers yang diterima Suara.com, Rabu (6/5/2020).
Ia menyarankan agar pemerintah melibatkan, memberdayakan petani dan buruh tani dalam pembangunan sawah baru untuk mengatasi kelangkaan pangan.
Dengan melibatkan rakyat dalam pencetakan sawah dapat menciptakan penyerapan tenaga kerja yang lebih luas dan berkeadilan. Apalagi kekinian banyak masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan seperti buruh yang di PHK maupun pekerja harian yang semakin terjepit.
"Jika dilibatkan secara penuh, petani, peladang tradisional, nelayan, peternak sesungguhnya mampu dan sanggup bergotong-royong mendukung negara mencapai kedaulatan pangan," ujarnya.
Dewi menambahkan, patut kembali dicatat tentang janji redistribusi tanah dalam kerangka reforma agraria, termasuk penyelesaian konflik agraria struktural berkepanjangan. Itulah pentingnya program solusi atas defisit pangan tidak parsial dan terpisah dari agenda reforma agraria atau redistribusi lahan bagi rakyat.
Sebelumnya melalui rapat terbatas terkait stok kebutuhan pangan pokok pada 28 April lalu, Presiden Jokowi menyatakan bahwa stok sejumlah komoditas pangan domestik ternyata mengalami defisit di berbagai daerah. Bahan pokok yang mengalami defisit di banyak provinsi adalah stok beras, jagung, cabai besar, cabai rawit, bawang putih, bawang merah, telur ayam, dan gula pasir.
Baca Juga: Hadapi Krisis, Pemerintah Diminta Jadikan Tanah Konglomerat Jadi Pertanian
Berita Terkait
-
Hadapi Krisis, Pemerintah Diminta Jadikan Tanah Konglomerat Jadi Pertanian
-
KPA Kritisi Rencana Pemerintah Cetak Sawah Baru
-
KPA: Pemerintah Setop Jadikan Warga Kalimantan Kambing Hitam Karhutla
-
KPA: Program Sertifikasi Lahan Jokowi Bukan Reforma Agraria
-
KPA Akui Kriminalisasi Rentan Terjadi di Wilayah Ekspansi Bisnis
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!