Suara.com - Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Hikmahanto Juwana ikut buka suara terkait tiga Anak Buah Kapal (ABK) di Kapal Longxing 629 China yang meninggal dunia dan jasadnya dilarung ke laut lepas. Hikmahanto menilai pemerintah Indonesia harus memberikan perlindungan serta meminta negara-negara terkait hingga Interpol untuk melakukan investigasi terhadap kapal tersebut.
Selain soal meninggalnya tiga ABK tersebut, publik pun mengetahui perlakuan pihak kapal terhadap 14 ABK lainnya yang kini terlantar di Busan, Korea Selatan. Hikmahanto menuturkan kalau pemerintah mesti melakukan sejumlah langkah untuk melindungi segala hak ABK.
"Saat ini pemerintah sedang melakukan berbagai upaya terhadap ABK WNI tersebut. Ada sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/5/2020).
Hikmahanto mengatakan untuk yang pertama perwakilan Indonesia di negara ginseng itu memiliki tugas melindungi ABK.
Kemudian, perwakilan Indonesia di Korsel perlu meminta kepolisian setempat untuk melakukan investigasi atas dugaan pelanggaran pidana atau Hak Asasi Manusia (HAM).
"Kepolisian yang berwenang adalah kepolisian Korsel meski kapal tersebut berbedera China. Hal ini karena kapal tersebut berada di wilayah kedaulatan negara Korsel," ujarnya.
Kemudian Hikmahanto juga mengatakan kalau Pemerintah Indonesia perlu melakukan kerja sama dengan Interpol, Korsel dan juga China untuk menginvestigasi terkait cara pelarungan jasad ABK.
Menurutnya investigasi tersebut bisa dilakukan untuk mengetahui apakah pelarungan yang dilakukan itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak.
Kalau dilihat dari video yang sempat viral, sejumlah ABK China melakukan ritual untuk mendoakan jasad ABK sebelum dilarungkan.
Baca Juga: Kronologi Jenazah ABK WNI di Kapal Ikan China Dibuang ke Laut
"Mendoakan jasad bisa diartikan tidak ada kesemena-menaan untuk melakukan penghanyutan jenazah oleh ABK kapal nelayan berbendera China tersebut," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, cerita miris datang dari dunia pekerja kapal asal Indonesia. Empat dari 18 Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di Kapal Longxing 629 China meninggal dunia dan tiga jasad di antaranya terpaksa dibuang ke laut lepas.
Ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Korea Selatan Ari Purboyo mengungkapkan, mereka meninggal dunia dalam kondisi tubuh yang bengkak.
Tiga ABK tersebut, yakni Al Fattah yang meninggal dunia pada September 2019 karena sakit, Sefri asal Palembang dengan penyebab yang sama, kemudian Ari yang meninggal dunia pada Februari 2020.
"Tiga orang ini yang dibuang di laut," kata Ari saat dihubungi Suara.com, Selasa (5/5/2020).
Sedangkan, satu ABK lainnya yakni Effendi Pasaribu sempat dilarikan ke rumah sakit di Korea Selatan namun nyawanya tidak dapat tertolong. Dari hasil forensik yang dilakukan, penyebab Effendi meninggal dunia karena pneumonia atau radang paru-paru.
Berita Terkait
-
Viral Jasad ABK asal Indonesia Dibuang ke Laut, Publik Berharap Trending
-
Sebelum Pulang ke RI, 14 ABK Terdampar di Korsel Jalani Karantina Covid-19
-
Terdampar di Korsel, 14 ABK Asal Indonesia Akan Dipulangkan 8 Mei
-
Ketua SPPI Korsel, Ari Purboyo: 14 ABK Long Xing Kini Juga Memprihatinkan
-
Negatif Covid-19, 359 ABK MV Explorer Dream Tetap Jalani Karantina di Hotel
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra