Suara.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet meminta pemerintah untuk tidak melonggarkan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), meski terjadi penurunan kasus positif covid-19 dalam satu pekan terakhir.
Ia menilai perlu waktu lebih lama lagi dalam memantau grafik penurunan kasus sampai akhirnya PSBB bisa dilonggarkan.
"Mendorong pemerintah tidak melonggarkan aturan PSBB meski terjadi penurunan angka kasus baru dalam sepekan terakhir, mengingat salah satu syarat pelonggaran PSBB bisa dilakukan jika laju kasus baru di suatu daerah menurun dalam dua pekan berturut-turut atau jika wabah sudah bisa dikendalikan," kata Bamsoet dalam keterangannya, Senin (11/5/2020).
Ia justru meminta pemerintah untuk lebih memperketat aturan PSBB demi menakan lonjakan kasus positif Covid-19.
Selain itu, penerapan PSBB untuk daerah-daerah dengan kasus positig juga perlu dipertimbangkan agar penyebaran tidak lebih masif.
"Mendorong pemerintah terus optimistis bahwa kebijakan PSBB yang diterapkan secara ketat akan berpengaruh terhadap perlambatan laju kasus baru Covid-19 serta terus mengimbau kepada semua kalangan agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan ketentuan PSBB, karena pandemi ini belum berakhir.”
Untuk diketahui, jumlah penambahan pasien positif virus corona masih naik turun. Belum ada tren penurunan maupun kenaikan jumlah pasien.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, data kasus penyakit yang disebabkan virus corona baru itu dalam sepekan masih menunjukkan belum adanya konsistensi angka penurunan infeksi di beberapa daerah.
"Dalam kecenderungan data yang kita dapatkan pada satu minggu terakhir tampak adanya fluktuasi. Di beberapa daerah ada kecenderungan konsisten meningkat dengan jumlah (infeksi) yang semakin sedikit, namun di beberapa daerah ada juga yang tidak konsisten," kata Yurianto, Minggu (10/5/2020).
Baca Juga: Bamsoet Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku Kejahatan saat Pandemi Corona
Fluktuasi angka penambahan kasus positif COVID-19 terlihat dari pola beberapa hari terjadi sedikit penambahan. Namun di hari-hari terakhir terjadi penambahan yang cukup signifikan.
Di beberapa daerah, tegas pria yang menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu, masih belum terlihat pola grafik yang konsisten. Hal itu membuat otoritas tidak bisa menebak pola dari hari ke hari.
"Ini adalah sebagai gambaran yang bisa kita maknai bahwa proses penularan di luar, di tengah masyarakat, masih saja terus terjadi," kata dia.
Dia juga memperingatkan adanya potensi penularan dari orang tanpa gejala (OTG) yang berisiko terjadi jika melakukan kontak tanpa menggunakan masker.
Oleh karena itu selain meminta agar masyarakat taat menjalani protokol kesehatan seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak keluar rumah kecuali terpaksa, Yurianto juga mengimbau rajin menggunakan masker.
Berita Terkait
-
Kronologi Pemuda yang Pukul Petugas karena Ditegur Tak Pakai Masker
-
Travel Gelap Antarkan Pemudik Diamankan dalam Operasi Ketupat 2020
-
Perjelas Aturan Bertransportasi saat Pandemi, Kemenhub Larang Mudik
-
Tak Peduli PSBB, Sopir Angkot di Bogor Malah Angkut Buruh Pulang Demo
-
Masih Tutup, Ancol Hadirkan Aktivitas Liburan Virtual Bernuansa Edukasi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra