Suara.com - Ahli penyakit menular sekaligus pemimpin gugus tugas penangangan virus corona COVID-19 Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, berpendapat pelonggaran lockdown dan diputarnya roda ekonomi terlalu dini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian sia-sia.
Pendapat tersebut akan diutarakan oleh Fauci di depan Senat. Menurut jadwal, Fauci akan bersaksi dihadapan Komite Pendidikan Kesehatan, Tenaga Kerja dan Pensiun pada Selasa (12/5/2020).
Ini merupakan pertama kalinya Fauci berhadapan dengan anggota kongres sejak Presiden AS Donald Trump menyatakan status darurat corona.
"Jika kita tidak mengikuti poin-poin pengecekan dalam pedoman 'Open America Again', maka seluruh negeri terancam penyebaran wabah," tulis Fauci dalam surel kepada The Times seperti dikutip Business Insider.
"Ini tak hanya mengakibatkan penderitaan dan kematian yang sia-sia, tapi juga membuat kondisi jauh dari kata normal yang diinginkan saat ini."
Amerika Serikat saat ini masih mengisi daftar teratas negara dengan korban virus corona COVID-19 terbanyak di dunia. Berdasarkan data worldometers.info, warga AS yang terjangkit virus corona saat ini berjumlah 1.385.893. Sementara angka kematian, per Selasa (12/5/2020) mencapai 81.796 orang.
Tag
Berita Terkait
-
14 Negara Setuju, AS Sendirian Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di DK PBB
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
SPBU Swasta Kekurangan Stok BBM: Impor dari AS Jadi Solusi?
-
Kisah Granny Guns, Buktikan Usia Tak Halangi Jadi Bugar & Penuh Energi
-
Gara-gara Ini, Harga Mobil Jepang dan Korsel Naik 15 Persen
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO