Suara.com - Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra mengakui ego sektoral yang tinggi di setiap instansi cukup menghambat pendataan kasus virus corona COVID-19 di Indonesia.
Bambang mengatakan ego sektoral ini menjadi kendala yang paling dirasakan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dalam mengumpulkan data pasien dari rumah sakit di seluruh daerah untuk direkap dan diakumulasi secara nasional.
"Yang paling sulit di kita ini adanya ego sektoral, karena ini data pasien mendapatkan perlindungan yang ketat oleh undang-undang kesehatan, mindset itu tertanam kuat di teman-teman dokter, gugus tugas ini kan enggak semua melulu orang kesehatan, ada berbagai orang yang ingin mempercepat flow data itu bisa kita akuisisi," kata Bambang dari Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (13/5/2020).
Bambang menyebut ini berawal dari kasus pertama pada awal Maret dimana pasien nomor 1 dan 2 data kesehatannya tersebar bahkan hinga ke data pribadi, sehingga rumah sakit juga sangat hati-hati untuk mengeluarkan data meski pun kepada gugus tugas covid-19.
"Seperti polemik kasus pertama di Depok ini kan terjadi pro dan kontra di berbagai media, itu membuat trauma tim kesehatan dan tim lain yang mengumpulkan data," lanjutnya.
Oleh sebab itu, gugus tugas membuat sistem yang diberi nama Bersatu Lawan Covid-19, sistem ini diklaim mempermudah jaringan data dari tingkat pelayanan kesehatan terkecil di daerah seperti Puskesmas agar bisa sampai ke data nasional yang diakumulasikan gugus tugas.
Untuk diketahui, hingga Selasa (12/5/2020) jumlah kasus positif corona di Indonesia telah menyentuh angka 14.749, 10.679 dirawat, 3.063 sembuh, dan 1007 meninggal dunia.
Berita Terkait
-
Ombudsman RI Terima 387 Aduan Minimnya Pelayanan Publik Selama Corona
-
PKL di Pasar Manggis Kena Razia PSBB, Kursi Diangkut hingga Disuruh Push-up
-
Wabah Corona Hantui Penerimaan Siswa Baru, Jakarta Pasang Kuda-kuda
-
Terbaru: Covid-19 Bisa Sebabkan Pembekuan Darah dan Hambat Kerja Multiorgan
-
Badai Sitokin, Masalah Kekebalan Tubuh yang Berbahaya Bagi Pasien Covid-19
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Biaya Sewa Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Pramono Anung Janji Tak Ada Penggusuran!
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Indonesia Jadi Prioritas! Makau Gelar Promosi Besar-besaran di Jakarta
-
Cak Imin Bentuk Satgas Audit dan Rehabilitasi Gedung Pesantren Rawan Ambruk
-
Semarang Siap Jadi Percontohan, TPA Jatibarang Bakal Ubah Sampah Jadi Energi Listrik
-
Ragunan Buka hingga Malam Hari, Pramono Anung: Silakan Pacaran Baik-Baik
-
Skandal Robot Trading Fahrenheit: Usai Kajari Jakbar Dicopot, Kejagung Buka Peluang Pemecatan
-
Pengacara Nadiem: Tak Ada Pertanyaan Kerugian Negara di BAP, Penetapan Tersangka Cacat Hukum