Suara.com - Sebuah video viral beredar media sosial yang memperlihatkan Tentara Myanmar menyiksa sekelompok orang yang diduga sebagai pemberontak. Penyiksaan tersebut dilakukan pada lima pria di sebuah kapal.
Menyadur The Irrawaddy, kelima pria tersebut diketahui merupakan warga etnis Rakhine dari Desa Kyaukseik di Kotamadya Ponnagyun, Negara Bagian Rakhine. Video tersebut beredar pada hari Sabtu (09/05.
Kerabat kelima pria tersebut juga telah mengkonfirmasi kejadian tersebut ke kantor berita The Irrawaddy.
Sekretaris Komite Solidaritas Semua Arakan, U Saw Thein Maung, mengatakan keponakannya adalah salah satu dari mereka.
"Keponakan saya adalah orang yang mengenakan rompi putih yang mengatakan dalam video bahwa dia adalah kuli. Dia bekerja sebagai kuli. Dia adalah pekerja umum di penggilingan padi Aung Myittar dekat kota [Ponnagyun]." jelasnya.
Kelima orang itu dituduh oleh militer Myanmar sebagai anggota Tentara Arakan (AA) dan ditahan karena dicurigai memainkan peran dalam pemboman baru-baru ini antara Desa Kyaukseik dan Kotapraja Ponnagyun.
Tentara militer Myanmar menahan 38 penduduk desa dari Kyaukseik pada 19 April dan membebaskan 33 dari mereka pada hari berikutnya tetapi menuduh lima pria tersebut melanggar Undang-Undang Anti-Terorisme.
Menurut U Saw Thein Maung, mereka diserahkan kepada polisi Kotapraja Ponnagyun di kantor polisi setempat pada 23 April tetapi militer Myanmar menjemput mereka pada 27 April dan memukul mereka di atas kapal laut.
"Mereka membawa (lima tahanan) dari kantor polisi pada 27 April dan mengembalikan mereka pada 30 April ke Kantor Polisi 1 [di ibu kota Negara Bagian Rakhine, Sittwe]. Kantor Polisi 1 menyerahkan mereka lagi ke kantor polisi Kotapraja Ponnagyun pada 7 Mei," kata U Saw Thein Maung.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan 6 Jenis Baru Virus Corona pada Kelelawar di Myanmar
Menurut kerabat para tahanan, kelima orang itu mengklaim bahwa mereka dijemur di bawah terik sinar matahari dan disiram air panas. Para tahanan juga mengaku mereka tidak diberi makanan atau air dan dipaksa untuk mengaku sebagai anggota AA.
"Tidak ada orang tua yang dapat mentoleransi penyerangan dan penyiksaan terhadap anak-anak mereka. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata U Saw Thein Maung.
Kerabat para tahanan mengatakan mereka saat ini tidak memiliki rencana untuk mengajukan keluhan kepada pemerintah atau militer tentang penyiksaan dan hanya akan menghadapi tuntutan yang dijatuhkan.
Anggota parlemen Majelis Tinggi U Khin Maung Latt dari Negara Bagian Rakhine mengatakan pemerintah bertanggung jawab atas tindakan melanggar hukum tersebut.
Ketika ditanya oleh The Irrawaddy tentang insiden itu, juru bicara militer Brigadir Jenderal Zaw Min Tun mengatakan, "Kami ragu tentang file video itu. Sulit untuk mengatakan apakah mereka dipukuli oleh AA atau Tatmadaw (militer Myanmar). Kami tidak dapat mengkonfirmasi,"
Juru bicara militer mengkonfirmasi, bagaimanapun, bahwa militer menahan lima pria dan satu wanita atas tuduhan menjadi anggota AA pada 5 Mei dari sebuah kapal di Kotapraja Ponnagyun. Juru bicara juga mengatakan, pihak militer sekarang sedang melakukan interogasi mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?