Suara.com - Ribuan orang di Spanyol memprotes penanganan wabah virus corona yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka memprotes kebijakan lockdown yang dianggap tidak efektif.
Menyadur BBC News, partai sayap kanan, Vox mengajak para pendukung untuk berunjuk rasa di kota-kota besar menggunakan mobil dan tidak keluar dari mobil untuk menjaga jarak.
Para pengunjuk rasa di ibu kota Madrid yang mengendarai ribuan mobil, melakukan konvoi dan mengibarkan bendera Spanyol dan menyerukan Perdana Menteri sosialis, Pedro Sánchez untuk mengundurkan diri.
Spanyol memberlakukan lockdown secara ketat mulai 14 Maret. Pembatasan wilayah selama dua bulan tersebut membuat hotel, bar, dan restoran tutup, begitu juga pantai dan tempat wisata outdoor lainnya.
Pemerintah Spanyol telah mengurangi pembatasan dalam beberapa pekan terakhir, tetapi Madrid dan Barcelona tetap di bawah penguncian ketat karena wabah Covid-19 yang lebih parah. Kedua kota tersebut akan dibuka kembali mulai hari Senin (25/05).
Pada hari Sabtu (23/05), pengunjuk rasa dari partai sayap kanan menyerukan agar lockdown dicabut seluruhnya karena berdampak pada sektor ekonomi dan orang dapat kehilangan pekerjaan.
Aksi demonstrasi ini dipimpin Santiago Abascal dari sebuah bus beratap terbuka. Dia mengenakan masker dan menuduh pemerintah "bertanggung jawab langsung atas manajemen terburuk pada krisis ini di seluruh dunia".
"Sudah waktunya untuk membuat protes keras terhadap pemerintah akan pengangguran dan kesengsaraan yang telah menimpa pada pekerja kami," kata partai oposisi Vox dalam sebuah pernyataan.
Para demonstran menyerukan agar Sanchez dan Wakil Perdana Menteri Pablo Iglesias, yang memimpin partai sayap kiri Podemos, untuk mengundurkan diri atas penanganan krisis yang terjadi di Spanyol.
Baca Juga: Pemerintah Spanyol Izinkan Kompetisi Lanjut 8 Juni, Presiden La Liga Senang
Protes serupa juga terjadi di Seville, Barcelona dan ibu kota regional lainnya yang juga menggunakan mobil dan sepeda motor yang dihiasi bendera Spanyol sembari membunyikan klakson. Yang lain mengikuti demo dengan berjalan kaki dan memegang plakat.
Hampir satu juta orang kehilangan pekerjaan pada bulan Maret, dan menurut prediksi, ekonomi Spanyol akan terguncang hingga 12% tahun ini sebagai akibat dari pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta