Suara.com - Sakit adalah keadaan yang tidak mengenakkan dan bisa dirasakan oleh siapa saja dan kapan saja. Berapapun usianya, sehebat apapun jabatannya, setinggi apapun pendidikannya, seberapa banyak hartanya. Tidak pandang bulu.
Kondisi inilah yang dialami oleh Maria Derita (43). Maria adalah seorang peserta JKN-KIS yang berprofesi sebagai pegawai swasta. Ia menderita gagal ginjal yang mengharuskan dirinya menjalani terapi hemodialisis sepanjang hidupnya.
Ketika mengunjungi Klinik HD Berkat Pangkalpinang pada Senin (18/3/2020), tampak sebuah ruangan dengan empat ranjang yang tersusun dengan rapi. Setiap ranjang ditaruh sebuah mesin dialisis yang dipakai untuk menyaring darah pasien.
Tampak di ujung kanan, ruangan seorang pasien yang sedang melakukan proses cuci darah. Maria menyambut dengan senyuman hangat di wajahnya, meskipun tangan kirinya tertusuk jarum dan berbalutkan selang untuk terapi dialisis.
“Saya sejak tahun 2015 divonis dokter harus melakukan cuci darah. Saya memiliki riwayat sakit hipertensi sehingga mengonsumsi obat darah tinggi secara rutin. Namun saya jarang melakukan kontrol, suatu waktu pernah saya tidak sadarkan diri hingga sempat masuk ICU karena tekanan darah saya mencapai 180 per 100,” ungkap ibu dua anak ini.
Sejak mengalami musibah, Maria kehilangan berat badan cukup signifikan dan sering merasa ngilu dan kram pada kakinya. Namun ternyata, hari demi hari berat badan Maria semakin turun sehingga ia pun memeriksakan diri ke dokter dan menerima kenyataan divonis dokter harus cuci darah.
"Dunia saya serasa runtuh. Bagaimana tidak, dua kali seminggu saya harus rutin mendatangi Klinik HD ini untuk terapi hemodialisis. Betapa saya memikirkan biaya yang akan dikeluarkan, belum keluarga saya pribadi akan disusahkan dengan penyakit ini,” keluh istri dari Sergius Thomas.
Maria mengakui bahwa ia dan keluarga merasa sangat terbantu dalam pembiayaan pengobatan tersebut oleh BPJS Kesehatan. Selain itu, Maria menambahkan pelayanan kepada setiap peserta JKN-KIS, tidak ada pembedaan.
“Selama perawatan saya tidak pernah dikenakan biaya sedikitpun maupun iuran biaya untuk obat maupun layanan lainnya. Saya menerima terapi hemodialisis selama empat jam, setiap kali cuci darah selama dua kali seminggu di Klinik HD Berkat. Pelayanan yang diberikan sangat baik dan tidak pernah dipersulit untuk mendapatkan pengobatan. Saya merasa nyaman dengan jadwal yang telah diberikan dan tidak menunggu lama setiap terapi,” kata Maria.
Baca Juga: Rusdi Apresiasi Program BPJS Kesehatan dari Pemerintah
Sebagai peserta JKN-KIS, Maria merasakan betul manfaat jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah. Maria berharap, Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dapat berjalan baik dan menjamin kesehatan seluruh rakyat Indonesia.
"Saya dan keluarga berterima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah membantu saya dan keluarga, serta kepada peserta JKN-KIS yang secara gotong-royong telah rutin membayar iuran. Kalian adalah pahlawan kami sesungguhnya,” tutup Maria
Berita Terkait
-
Rusdi Apresiasi Program BPJS Kesehatan dari Pemerintah
-
Iuran BPJS Kesehatan Kembali Naik, Ini Respons Positif Warga
-
Nurhasanah : Saat Melahirkan, Tak Perlu Pusing Biaya
-
Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Digugat ke MA, Pemerintah Siap Hadapi Gugatan
-
BPJS Kesehatan Ringankan Beban Sukun untuk Mendapat Pengobatan Layak
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Amandla! Awethu! Ini Makna Teriakan Prabowo dan Presiden Afrika Selatan
-
LPEI Buka Suara soal Kasus Korupsi Pemberian Kredit, Hormati Proses Hukum
-
Disentil Menkeu Purbaya Soal Dana Mengendap, KDM: Itu Kas Daerah, Bukan Deposito!
-
Pegawai Laporkan Kepala SPPG di Bekasi ke Polisi: Ngaku Dilecehkan, Dimaki hingga Dilarang Berhijab!
-
Ijazah Gibran Digugat Rp125 T, Posisi Wapres di Ujung Tanduk? Hensat: Ini Bahaya
-
Bappenas Soroti Urbanisasi Indonesia: Kota Tumbuh Tak Terkendali, Produktivitas Rendah
-
Gaduh Laporan 'Ujaran Kebencian' Bahlil, Golkar Panggil Pelapor: Siapa yang Suruh?
-
Kelamin Suami Dipotong Istri Gara-gara Chat, Korban Naik Motor Sendiri ke RSCM Bawa Potongannya
-
Pakai Kacamata Hitam, Begini Momen Prabowo Sambut Kunjungan Presiden Brasil Lula di Istana Merdeka
-
Klaim Air Pegunungan Cuma Iklan? BPKN Siap Panggil Bos Aqua, Dugaan Pakai Air Sumur Bor Diselidiki