Suara.com - Sudah sepekan berlalu, sejak pemerintah secara resmi menetapkan Peraturan Presiden (PerPres) Nomor 64 Tahun 2020. Perpres ini mengatur tentang penyesuaian besaran iuran peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Beragam respons bermunculan hingga cuitan “BPJS” sempat mengisi tren teratas di jagad Twitter Indonesia pada 13 Mei 2020. Meski muncul protes yang beragam, namun tak jarang dukungan mengalir atas penyesuaian iuran yang berlaku di Juli ini.
Yuliastutik misalnya. Perempuan berusia 28 tahun ini mengutarakan dukungannya pada kebijakan pemerintah dalam melakukan penyesuaian iuran kembali. Baginya, hal ini sangatlah lumrah, lantaran biaya pengobatan yang ia tahu terus mengalami kenaikan harga akibat inflasi.
Ia juga melihat kepedulian pemerintah yang terus memberikan subsidi kepada peserta kelas III untuk segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP).
“Jadi kan memang ada orang yang (ekonomi) menengah ke atas maupun ke bawah. Kalau yang menengah ke atas ini, mungkin tidak jadi masalah ya, tapi saya memaklumi. Sehat ini mahal, jadi kalau berobat tanpa BPJS, rasanya berat apalagi kalau sudah sakit sampai operasi. Saya, yang penting BPJS terus ada, karena kalau tidak kuat bayar bisa turun kelas. Dan di kelas III ini, saya tahu ada bantuan dari pemerintah,” ungkapnya saat sedang mengurus kepesertaan di Kantor Layanan Operasional Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Tutik, sapaan akrabnya, memang sudah lama menjadi peserta JKN-KIS. Meskipun belum pernah merasakan manfaatnya secara langsung, namun ia tahu persis bagaimana sang kakek terbantu dengan adanya Program JKN-KIS.
Diceritakannya, sang kakek pernah mengidap kanker prostat yang mengharuskannya dirawat di RSUD dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo selama sepekan. Tak hanya itu, orang tua Tutik juga pernah merasakan manfaat yang sama saat menjalani perawatan akibat penyakit lambung.
“Kalau merasakan, alhamdulillah tidak pernah ya. Saya bersyukur dikasih sehat terus sama Allah. Tapi dulu, kakek pernah sampai ke rumah sakit, karena sakit kanker prostat. Terus orang tua saya juga pakai BPJS waktu pengobatan sakit lambungnya. Bermanfaat sekali ya, karena kalau nggak ada BPJS, pasti bingung keluarga saya. Jadi yang penting iurannya dibayar terus biar (kepesertaan) aktif terus, karena kalau menunggak, kita sendiri yang susah pas sakit tiba-tiba,” tuturnya.
Sementara itu, hal senada juga diungkapkan oleh Barito (64), salah seorang peserta JKN-KIS yang juga masih berjuang melawan diabetesnya. Ditemui usai mengurus kepesertaan di Kantor Layanan Operasional Kabupaten Pasuruan, Jatim, ia sempat terkejut dengan kebijakan yang kembali dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca Juga: Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Digugat ke MA, Pemerintah Siap Hadapi Gugatan
Namun saat banyak melihat pemberitaan di media televisi, ia memilih berdamai dengan keadaan, sembari bersyukur lantaran pengobatannya masih lancar dengan menggunakan BPJS Kesehatan.
“Kaget, soalnya baru turun kok, sudah naik lagi. Tapi pas tahu kalau ada subsidinya, saya lega. Kalau memang untuk kebaikan dan pelayanannya juga ditingkatkan, saya mendukung. Kalau saya, yang penting itu dulu. Masalah kelas memang saya ambil yang kelas III, karena terjangkau. Dan yang penting, saya bisa berobat terus pakai BPJS. Kalau untuk kebaikan bersama, saya menerima. Yang penting, BPJS ada karena orang-orang memang membutuhkan,” pungkas bapak yang berprofesi sebagai kusir ini.
Berita Terkait
-
Nurhasanah : Saat Melahirkan, Tak Perlu Pusing Biaya
-
Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Digugat ke MA, Pemerintah Siap Hadapi Gugatan
-
BPJS Kesehatan Ringankan Beban Sukun untuk Mendapat Pengobatan Layak
-
Peserta BPJS Kesehatan : Pelayanannya Memuaskan
-
Peserta BPJS Kesehatan : Iuran JKN-KIS Naik, Sebanding dengan Manfaatnya
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi