Suara.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut ada dua kriteria daerah yang bisa menerapkan protokol tatanan normal baru alias new normal.
Hal ini dikatakan Doni seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo secara daring, Rabu (27/5/2020)
"Adapun untuk daerah-daerah yang nantinya akan dibuka dapat kami sampaikan ada 2 kriteria di sini," ujar Doni.
Doni mengatakan dua kriteria daerah itu salah satu adalah tidak ditemukannnya satupun kasus Covid-19. Daerah yang berpeluang diizinkan untuk membuka lagi wilayahnya ada sebanyak 87 kabupaten kota yang terdiri dari 65 di wilayah daratan dan 22 di wilayah kepulauan.
Ia menilai daerah tersebut steril dari Covid-19.
"Daerah-daerah ini nyaris steril dari ancaman Covid-19 tetapi belum tentu selamanya akan tetap aman," kata dia.
Doni menuturkan pada minggu lalu, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Bupati dan Wali Kota untuk menanyakan wilayah setempat yang bisa aman dari Covid-19.
Dari paparan kepala daerah, bahwa munculnya tingkat kesadaran dan kepatuhan masyarakat yang tinggi.
"Kemudian kerjasama antara tokoh-tokoh yang ada di daerah baik pemerintah dari pemerintah maupun unsur-unsur tokoh tokoh non-formal lainnya sampai ke tingkat RT dan RW. kemudian adanya sejumlah daerah yang terisolasi sehingga aman dari covid termasuk daerah daerah yang relatif sangat jarang dikunjungi oleh dari luar," kata dia.
Baca Juga: Mahfud Sebut Korban Corona Tak Sebanyak Kecelakaan, Jansen: Ada-ada Aja
Doni menambahkan, kriteria kedua yakni wilayahnya yang berada di zona hijau yang akan dibuka kembali. Dia pun mengklaim ada penurunan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah selama sepekan terakhir ini.
"Daerah yang berwarna hijau adalah daerah-daerah yang ada kasus tetapi dalam beberapa minggu terakhir ini mengalami penurunan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh WHO. Antara lain kriterianya adalah masalah kesehatan masyarakat yang meliputi epidemiologis surveilans kesehatan masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan," katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Klaim Kurva Covid-19 di Daerah Turun, Ilmuwan Muda Ungkap Data Beda
-
Bogor Belum Berani Masuk Era New Normal, Wali Kota: Harus Hati-Hati Betul
-
72 Mal di Jawa Barat Buka 30 Mei Jelang New Normal Jawa Barat
-
Kosong Melompong, Terminal Pulo Gebang Sepi Penumpang di H+4 Lebaran
-
Pilkada 2020 Tetap Digelar Desember, Kena Dampak New Normal
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu
-
Lebih Dekat, Lebih Hijau: Produksi LPG Lokal untuk Tekan Emisi Transportasi Energi
-
Gibran Wakilkan Pidato Presiden di KTT G20, Ini Alasan Prabowo Tak Pergi ke Afrika Selatan
-
Profil Irjen Argo Yuwono: Jenderal Kepercayaan Kapolri Ditarik dari Kementerian Buntut Putusan MK
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia