Suara.com - Setelah mencabut pembatasan sosial pada 6 Mei lalu, Korea Selatan mulai kembali dihantui peningkatan kasus infeksi virus Corona. Kondisi itu memaksa pemerintah memberlakukan kembali pembatasan sosial di beberapa wilayah.
Kebijakan new normal atau kenormalan baru yang diterapkan Korea Selatan selepas curva infeksi menurun nyatanya tak bisa bertahan lama. Kebijakan itu terbukti gagal di mana lonjakan infeksi terbesar terjadi pada Kamis (29/5/2020).
Menyadur The Guardian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 79 infeksi baru dengan 67 di antaranya berasar dari daerah ibukota Seoul.
Para pejabat mengatakan otoritas kesehatan semakin sulit untuk menelusuri jejak penularan infeksi baru. Karenanya, pembatasan sosial akan kembali berlaku mulai Jumat (29/5/2020) hingga 14 Juni mendatang.
Museum, taman, dan galeri seni semuanya akan ditutup kembali. Perusahaan juga didesak untuk menerapkan kembali jam kerja yang fleksibel demi mendukung langkah-langkah pemerintah.
"Dua minggu ke depan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo, dikutip dari The Guardian, Jumat (29/5/2020).
"Kita harus kembali ke jarak sosial jika kita gagal."
Park turut memohon kepada penduduk di dan sekitar ibukota untuk menghindari pertemuan yang tidak perlu. Dia juga mendesak perusahaan untuk mengizinkan karyawan yang sakit mengambil cuti.
"Rute infeksi sedang diversifikasi di tempat kerja, sekolah penuh sesak dan ruang karaoke di daerah metropolitan," katanya.
Baca Juga: 'Perang' Berlanjut, Twitter Balas Serangan Donald Trump
Lonjakan infeksi baru menjadi gambaran bahwa penerapan aturan jarak sosial yang santai atau new normal demi menggerakan lagi roda perekonomian, berisiko meningkatkan kembali jumlah kasus Covid-19.
Setelah mencabut pembatasan sosial pada 6 Mei lalu, Kora Selatan telah mencatatkan lebih dari 250 kasus baru yang ditelusuri bersumber dari klub malam dan bar di distrik Itaewon Seoul.
Sementara kluster infeksi lainnya juga terbentuk dan dikaitkan dengan pusat distribusi di Bucheon, dekat Seoul, yang dimiliki oleh perusahaan e-commerce Coupang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Uji Keabsahan Penangkapan, Sidang Praperadilan Delpedro Cs Bakal Digelar 17 Oktober
-
Dosen Filsafat Ungkap: Media Sosial Jadi Arena Politik Baru Generasi Z
-
Dosen Filsafat Ungkap Masalah Demokrasi di Indonesia: Dari Politik Feodal hingga Hilangnya Oposisi
-
Polda Jatim Bakal Tetapkan Tersangka Usai Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Rampung
-
Ngaku Pendukung Jokowi, Peserta Ini Disoraki di Tengah Diskusi Demokrasi
-
Viral Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg, Sebut Dioplos Air Padahal Ini Fakta Ilmiahnya
-
Berhasil Identifikasi, 17 Jasad Santri Tragedi Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
-
Lewat Modul P5, Literasi Jaminan Sosial Dinilai Bisa Ditanamkan Sejak Dini
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata