Suara.com - Pandemi virus corona covid-19 benar-benar menghancurkan Brasil. Di kawasan Timur Laut nan kering dan gersang, warga miskin berteriak kelaparan.
Menyadur Medical Express, Brasil kini menjadi negara kedua dengan kasus Covid-19 terbanyak setelah Amerika Serikat.
Hingga Sabtu (30/5/2020), Brasil telah mencatatkan 468.338 kasus infeksi di mana 27.944 orang meninggal dunia.
Pandemi virus Corona tak hanya memuluk wilayah tenggara Brasil yang diisi mayoritas orang-orang berduit. Wilayah timur laut turut 'hancur' dan bahkan kondisinya jauh lebih memprihatinkan.
Di bagian timur laut Brasil, terdapat 7,7 juta orang miskin dengan rata-rata penghasilan kurang dari dua dolar Amerika Serikat perhari.
Pembatasan sosial dan lockdwon demi memutus rantai infeksi virus Corona telah membuat warga miskin Brasil kian terhimpit. Mereka kini kelaparan.
"Dalam 26 tahun, saya belum pernah melihat begitu banyak orang hidup dalam ketakutan, begitu banyak orang kelaparan," kata Alcione Albanesi, pendiri badan amal Amigos do Bem dikutip dari Medical Express, Sabtu (30/5/2020).
"Semuanya berhenti. Tapi kelaparan tidak berhenti."
Dalam keadaan sulit di tengah pandemi, warga timur laut Brasil kini mengandalkan bantuan dari berbagai organisasi non-profit, seperti Amigos do Bem.
Baca Juga: TNI-Polri Kawal Penerapan New Normal, Mardani: Harus Hati-hati!
Amigos do Bem mendistribusikan persediaan makanan, air, dan kebersihan kepada masyarakat di Sertao yang panas dan kering.
Mereka juga mendistribusikan hal serupa di wilayah pedalaman tempat banyak keluarga mencari nafkah dengan bertani di tanah yang retak dan tak kenal ampun.
Nasib sulit warga di wilayah timur laut Brasil turut dikaitkan dengan tensi politik di mana Presiden Jair Bolsonaro secara terang-terangan tidak menyukai warga Afro-Brasil.
Bolsonaro sempat menganggap warga timur laut tak bisa melakukan apa-apa dan bercanda dengan menyebut anggota parlemen kulit hitam sebagai budaknya.
Para gubernur di kawasan itu pada akhirnya meluncurkan komite ahli untuk menanggapi krisis, yang diketuai oleh salah satu dokter terkenal Brasil, ilmuwan saraf Miguel Nicolelis.
"Timur laut tidak mendapat banyak bantuan keuangan dari pemerintah federal ... karena permusuhan politik ini," kata Nicolelis.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional