Suara.com - Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) ikut berkomentar soal masalah rasis yang terjadi di Amerika Serikat saat ini. PBNU menganggap Amerika telah menunjukkan kebobrokan dalam sistem demokrasi di bawah pimpinan Presiden Donald Trump.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden ke 45 Amerika sudah memperlihatkan bobroknya demokrasi yang dijalaninya. Kampanye hitam yang dilakukan saat masih menjadi kandidat calon presiden pun kerap melontarkan kata-kata rasis.
"Itu telah menabung bara api yang meledak dalam kerusuhan rasial sekarang," kata Said Aqil dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/6/2020).
Dalam arti lain, demokrasi yang dijalankan Amerika justru dinilai gagal karena negara adidaya tersebut justru melakukan standar ganda dalam isu HAM, perdagangan bebas dan terorisme menunjukkan wajah bopeng demokrasi yang tidak patut ditiru.
Lebih lanjut, NU memandang kalau demokrasi masih merupakan sistem terbaik yang sejalan dengan konsep syura di dalam Islam. Akan tetapi NU menolak penyeragaman demokrasi liberal ala Amerika sebagai satu-satunya sistem terbaik untuk mengatur negara dan pemerintahan.
"Indonesia tidak perlu membebek Amerika dan negara manapun untuk membangun demokrasi yang selaras dengan jati diri dan karakter bangsa Indonesia," ujarnya.
Said Aqil menuturkan, demokrasi itu perlu dibangun dengan tetap berlandaskan pada prinsip musyawarah-mufakat dalam politik dan gotong royong dalam ekonomi.
"Demokrasi yang sejalan dengan penguatan cita politik sebagai bangsa yang nasionalis religius dan religius nasionalis," pungkasnya.
Baca Juga: Rupiah Makin Perkasa Melawan Dolar AS, Pagi Ini Dibuka Rp 14.100
Berita Terkait
-
Demo AS Mulai Mereda, Relawan Turun ke Jalan Bersihkan Sisa Kerusuhan
-
Khawatir Kasus Baru Corona Melonjak, Cuomo Minta Demonstran Tes COVID-19
-
Bantah Sembunyi di Bunker saat Didemo, Trump: Saya Hanya Inspeksi Singkat
-
Donald Trump Geram Cuitannya Dilabeli Hoaks, Twitter Beri Penjelasan
-
Jadi Korban Rasisme, Tyson Fury Pernah Ditolak Masuk Restoran
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu