Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mendapat usul untuk memasukkan tata krama online atau etika internet ke dalam kurikulum.
Usulan ini berasal dari Youtuber kakak beradik, Jovial da Lopez dan Andovi da Lopez. Gagasan itu muncul dari pengalaman keduanya mendapat cyber bullying selama bertahun-tahun berkarya di dunia digital.
Hal itu dijelaskan dalam video yang diunggah ke kanal YouTube skinnyindonesian24 bertajuk "Jawaban Nadiem Makarim" pada Senin (8/6/2020).
"Ini (cyber bullying) adalah sesuatu yang kalau kita diemin aja generasi sekarang dan generasi kedepan makin bakal tambah parah," kata Andovi.
Jovi menimpali, "Jadi gua pikirin gimana cara semua anak muda Indonesia bisa teredukasi masalah ini."
"Kalau kita bikin satu video ini doang kemungkinan yang teredukasi hanya orang yang nonton video ini. Kalau video ini tidak di-share mati di situ," imbuhnya.
Keduanya lalu memiliki usul untuk memasukkan tata krama online atau etika internet ke kurikulum Indonesia.
"Isi kurikulumnya seperti apa kita enggak tahu secara detil. Tapi kita ada sebuah gagasan kalau harus ada etika internet, etika di era digital yang masuk di kurikulum dan sekolah-sekolah di Indonesia," kata Andovi.
Maka dari itu Andovi dan Jovi menyampaikan usulan tersebut kepada Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca Juga: Siswi SMA Disetubuhi Paman, Terkuak usai Kakaknya Curigai Porsi Nasi Goreng
Nadiem, kepada Andovi dan Jovi, menceritakan bahwa dirinya juga pernah menjadi korban bullying. Namun, Nadiem mengaku tidak semudah itu memasukkan usul tata krama online ke kurikulum.
"Apapun masalah dalam negeri ini masukin aja mas menteri di kurikulum, kelar. Sama sekali enggak," ujar Nadiem.
Menurut Nadiem, isu bullying dan masalah lain seperti pelecehan seksual serta intoleransi tidak dapat semudah itu diselesaikan melalui perubahan kurikulum.
"Kenyataannya aja sekarang yang dimasukkan dalam kurikulum itu aja enggak terserap. Konsep pembelajaran sama internalisasi itu beda sama dimasukkan dalam kurikulum," ucap Nadiem.
Dimasukkan dalam kurikulum adalah langkah pertamanya, kata Nadiem. Masih ada langkah-langkah berikutnya yang rumit, seperti interpretasi guru, proses pedagogi, hingga turun ke murid.
"Jadi, jelas solusinya bukan masukin aja mas menteri ke kurikulum. Masukin segala macem, climate change segala, asal dimasukin udah kelar begitu, enggak salah total," tegas Nadiem.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf