Dalam bukunya yang berjudul Peak, Anders Ericsson dan Robert Pool menggambarkan konsep baru yang menjelaskan prestasi orang-orang terkemuka.
Mereka menyebutnya sebagai deliberate practice, sebuah jenis latihan yang sistematis dan terarah.
Latihan ini membutuhkan perhatian yang terfokus dan dilakukan dengan tujuan khusus untuk meningkatkan kinerja.
Perbedaan penting
Ada beberapa hal yang membuat deliberate practice ini berbeda dengan dengan latihan biasa.
Latihan ini terbatas pada bidang-bidang di mana sudah ada akumulasi pengetahuan tentang kegiatan pelatihan yang efektif.
Latihan ini juga melibatkan seorang pengajar atau pelatih yang membutuhkan masukan sesegera mungkin untuk kemudian ditindaklanjuti.
Ericsson mengatakan, "Sangat berbeda dari gagasan praktik naif di mana Anda mencoba melakukan yang terbaik dengan keterampilan yang Anda miliki. Anda benar-benar mengidentifikasi sesuatu yang jauh di luar dari apa yang saat ini dapat Anda lakukan. Dan untuk melakukan itu, Anda benar-benar harus mendorong diri sendiri secara maksimal sehingga Anda dapat secara bertahap mengembangkan tujuan penguasaan yang baru ini. "
Jadi, ini bukan tentang jumlah latihan yang Anda lakukan tetapi cara Anda melakukannya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melejit Lebih dari 2 Persen
Yang berarti siapa pun yang berlatih dengan cara yang benar dapat mencapai hasil tingkat tinggi.
Jadi mengapa tidak banyak orang melakukan ini?
Namun latihan jenis deliberate practice itu sulit.
Latihan ini dilakukan secara berkesinambungan dan sangat membosankan. Jadi, tidak banyak yang mau melewatinya. Sebagian besar dari kita akhirnya mengambil cara yang mudah dan menyerah.
Kekuatan otak
Persepsi umum lainnya adalah masih banyak yang berpikir bahwa pencapaian besar membutuhkan kemampuan atau bakat alami seperti IQ tinggi atau ingatan manusia super.
Tag
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Soal Juara: Ini Alasan Bakat Penting Buat Tumbuh Kembang Anak
-
Para Fencing World Cup 2025: 17 Negara Unjuk Gigi di Solo, Siapa Juaranya?
-
Ilmuwan Buat Chip 6G Pertama di Dunia, Potensi Kecepatan Internet Tembus 100 Gbps
-
Amunisi Baru Timnas! DPR Ketok Palu Naturalisasi 9 Atlet, Perkuat Sepak Bola dan Hoki Es
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Bakal Patroli, Menkeu Purbaya Siap Tarik Anggaran Kementerian yang Lambat Serap Dana
-
Syaifullah Tamliha Ungkap Dua Kelemahan PPP: Tak Punya Figur Berduit dan Alergi Outsider
-
Kepala Sekolah di Prabumulih Sempat Dicopot Gegara Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru