Suara.com - Pemerintah federal Amerika Serikat akan meninjau penyelidikan terhadap kasus kematian dua pria kulit hitam yang tewas tergantung di California Selatan. Biro Investigasi Federal (FBI) turut dilibatkan.
Menyadur Global News, pihak berwenang setempat menyebut tak ada kejanggalan dalam kematian Robert Fuller di Palmdale dan Malcolm Harsch di Victorville.
Pihak kepolisian menyebut kematian dua pria kulit hitam itu kemungkinan besar karena bunuh diri, kendati sheriff berjanji akan terus menyelidiki kasus tersebut.
Berbagai pihak mendesak pihak berwenang untuk terus menyelidiki kematian Fuller dan Harsch.
Banyak orang khawatir kematian dua orang itu ada hubungannya dengan tindak kejahatan rasial yang baru-baru ini menjadi isu utama di Amerika Serikat usai kematian George Floyd.
Kantor pengacara FBI, AS di Distrik Tengah California dan Divisi Hak Sipil Departemen Kehakiman AS dikabarkan sedang memantau penyelidikan sheriff Kabupaten Los Angeles dan sheriff Kabupaten San Bernardino.
"Laporan awal tampaknya konsisten dengan bunuh diri tetapi kami merasa lebih bijaksana untuk mengembalikannya dan terus melihat menyelidiki," kata Jonathan Lucas, kepala pemeriksa medis pemeriksa medis, dikutip Global News, Selasa (16/6/2020).
Detektif pembunuhan dilaporkan Global News berebcana untuk menganalisis tempat kejadian, tali dan sampul yang digunakan menggantung dua pria kulit hitam itu.
Tubuh Fuller ditemukan sekitar pukul 3:30 pagi hari Rabu (10/6/2020) di taman dekat Balai Kota. Autopsi dilakukan pada hari Jumat di mana pria 24 tahun itu disebut mati bunuh diri.
Baca Juga: Gangguan Mesin, Roket Jepang Gagal Mengangkasa
Beberapa hari sebelum meninggal, Fuller dikabarkan turut menghadiri protes Black Lives Matter. Adiknya tak percaya sang kakak bunuh diri.
"Kakak saya itu orang yang kuat," kata adik Fuller, Diamond Alexander.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu