Suara.com - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, pada Rabu (17/6/2020) memerintahkan militer untuk mengawasi perbatasan negara setelah kasus infeksi virus Corona kembali muncul.
Selandia Baru kehilangan status bebas Covid-19 usai dua wanita yang diberikan izin menyudahi karantina lebih cepat usai tiba dari Inggris dinyatakan positif virus Corona, pada Selasa (16/6/2020).
Dua kasus baru itu menandai berakhirnya 24 hari tanpa adanya kasus infeksi virus Corona di negara tetangga Australia tersebut.
Ardern mengatakan pemerintah akan meninjau kembali apa yang terjadi. Dia menyebut lemahnya kontrol diperbatasan menjadi hal yang tidak masuk akal.
"Seseorang memang perlu dimintai pertanggungjawaban. Kita perlu meninjau kembali apa yang terjadi di karantina karena itu sama sekali tidak dapat diterima, ketika lima juta warga Kiwi--sebutan lain Selandia Baru--benar-benar tangguh," kata Ardern dikutip NZherald, Selasa (16/6/2020).
"Untuk mendapatkan ketidakmampuan seperti ini, kawan, itu tidak bisa dimaafkan," tambahnya.
Menyadur CGTN, Asisten kepala pertahanan Selandia Baru, Digby Webb, telah diperintahkan untuk mengawasi operasi karantina perbatasan dan diberi akses ke personel militer dan keahlian logistik.
Selandia Baru sejatinya telah mewajibkan semua orang yang datang dari luar negeri untuk menjalani karantina selama 14 hari sebagai antisipasi penyebaran virus Corona.
Kasus yang terjadi kepada dua wanita menjadi pengecualian lantaran mereka lebih cepat dilepaskan dalam masa karantina di Auckland dengan alasan belas kasih, kendati disebut-sebut sudah menunjukan gejala Covid-19.
Baca Juga: Berkeringat Itu Sehat! Cek 5 Manfaatnya
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
DPRD DKI Soroti Gaji Guru Swasta di Jakarta: Jauh di Bawah UMP!
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Milik Siapa PT IMIP? Heboh Bandara Morowali Disebut Ilegal, Jadi 'Negara dalam Negara'
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan