Suara.com - Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon Chul mengajukan pengunduran pada Rabu (17/06/2020).
Menyadur BBC, pengunduran dirinya adalah bentuk tanggung jawab atas buruknya hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara belakangan ini.
Kim Yeon Chul menyesal karena tidak bisa bekerja dengan baik. Ia tak mampu memenuhi harapan rakyat Korea Selatan untuk damai dengan saudaranya sendiri, Korea Utara.
Pengunduran diri Kim Yeon Chul terjadi sehari setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung di perbatasan. Gedung ini dibangun untuk meningkatkan hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara.
Sebelumnya Pyongyang menjelaskan alasan mereka meledakkan kantor di Kaesong. Media pemerintah Korea Utara menuduh Korea Selatan melanggar perjanjian 2018 dan berperilaku seperti 'anjing mongrel'.
Tak hanya sampai di situ, saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Jo Yong juga menyebut Presiden Korea Selatan sebagai 'flunkey' AS.
Meski marah terhadap hinaan ini, Korea Selatan masih membuka peluang untuk berunding dengan Korea Utara.
Memburuknya hubungan antara Korea Selatan dengan Korea Utara dipicu oleh ulah kelompok pembelot yang mengirim selebaran anti Korea Utara di perbatasan.
Hal ini telah melanggar kesepakatan yang mereka buat pada tahun 2018 tentang 'Era Baru Perdamaian' yang disetujui oleh dua belah pihak.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Anak-anak di Korea Utara Rentan Gizi Buruk
Pada pertemuan puncak Era Baru Perdamaian yang terjadi bulan April dua tahun lalu, Presiden Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In sepakat untuk menghentikan semua tindakan bermusuhan.
Mereka juga akan menghilangkan sarana propaganda termasuk tidak menyiarkan hasutan melalui pengeras suara dan menghentikan distribusi selebaran di perbatasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
Terkini
-
Biar Tak Cuma Jadi Wacana, Menperin Usul Mobil Nasional Masuk PSN
-
Siap Produksi Massal 3 Tahun Lagi, Prabowo Wajibkan Pejabat Pakai Mobil Buatan Dalam Negeri
-
Bahlil Kenang Masa Kuliah Pernah Busung Lapar: Program Makan Bergizi Gratis Itu Mulia!
-
Modus Baru, Wanita Ini Berulang Kali Tipu Warung Beli Gas Pakai Modus Anak Tetangga
-
Bahlil Ajak Golkar Konsolidasi Total: Kalau Belum Bisa Solid, Jangan Bikin Gerakan Tambahan!
-
Setahun Prabowo Memimpin, Amnesty Internasional Soroti Kembalinya Wajah Militerisme di Pemerintahan
-
Eks Pejabat Pertamina Sebut jika Terminal OTM Setop Beroperasi, Distribusi Energi Terganggu
-
Eks Pejabat Pertamina Akui Tak Punya Bukti, Intervensi Riza Chalid Ternyata Cuma Asumsi
-
Studi Ungkap Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sejak Awal Tak Layak: Pelajaran Mahal untuk Indonesia
-
Data Kelam Amnesty International: 5.538 Korban Kekerasan Aparat di Tahun Pertama Prabowo