Suara.com - Korea Selatan merespon tindakan negara tetangganya, Korea Utara yang dalam beberapa hari terakhir melakukan aksi provokatif, salah satunya dengan meledakan gedung pengubung antar-Korea pada Selasa (16/6/2020).
Menyadur National Interest, Korea Selatan menggertak balik negara pimpinan Kim Jong-un itu dengan mengerahkan tank-tank dan peralatan berat lainnya ke perbatasan sesuai instruksi Presiden Moon Jae-in.
Korea Selatan mengaku siap untuk merespon apabila Korea Utara kembali melakukan tindakan provokatif yang kekinian dikhawatirkan dapat membawa kemunduran dalam misi perdamaian kedua negara.
"Pemerintah menyatakan penyesalan yang kuat atas peledakan sepihak Korea Utara atas gedung kantor penghubung antar-Korea," kata wakil direktur kantor keamanan nasional Korea Selatan, Kim You-geun dikutip National Interest, Kamis (18/6/2020).
"Kami dengan tegas memperingatkan bahwa kami akan sangat merespons jika Korea Utara mengambil tindakan apa pun."
Korea Selatan sebelumnya telah menghabiskan dana sebesar 8,6 juta dolar AS untuk memperbaharui kantor penghubung antar-Korea, yang digunakan kedua negara untuk saling berkomunikasi.
Bahkan pembangunan itu telah berlangsung saat Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang sejak tahun 1950.
Kedua negara kembali bersitegang setelah Korea Utara menganggap negara tetangganya itu tak serius dalam menangani para aktivis dan pemberontak yang terus melakukan propaganda anti-Pyongyang lewat selebaran yang dikirim di perbatasan.
Sebelum meledakan kantor penghubung antar-Korea, negara pimpinan Kim Jong-un itu telah lebih dulu memutus komunikasi. Mereka juga menggertak siap menurunkan tentara dalam masalah ini.
Baca Juga: Ayah Pulang dari Abu Dhabi, Balita dan Pengasuhnya di Riau Positif Corona
Tag
Berita Terkait
-
10 Mitos Tentang Gerhana Matahari Cincin
-
Darah Tumpah di Perbatasan, Narendra Modi Kasih Sinyal Keras ke Beijing
-
Tentara Tewas di Perbatasan Narendra Modi Masih Bungkam, Rakyat India Kesal
-
Alasan di Balik Amarah Korea Selatan pada Kim Yo Jong Adik Kim Jong Un
-
Korea Utara Tolak Mentah-mentah utusan Korsel yang Ingin Redakan Ketegangan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
Terkini
-
Biar Tak Cuma Jadi Wacana, Menperin Usul Mobil Nasional Masuk PSN
-
Siap Produksi Massal 3 Tahun Lagi, Prabowo Wajibkan Pejabat Pakai Mobil Buatan Dalam Negeri
-
Bahlil Kenang Masa Kuliah Pernah Busung Lapar: Program Makan Bergizi Gratis Itu Mulia!
-
Modus Baru, Wanita Ini Berulang Kali Tipu Warung Beli Gas Pakai Modus Anak Tetangga
-
Bahlil Ajak Golkar Konsolidasi Total: Kalau Belum Bisa Solid, Jangan Bikin Gerakan Tambahan!
-
Setahun Prabowo Memimpin, Amnesty Internasional Soroti Kembalinya Wajah Militerisme di Pemerintahan
-
Eks Pejabat Pertamina Sebut jika Terminal OTM Setop Beroperasi, Distribusi Energi Terganggu
-
Eks Pejabat Pertamina Akui Tak Punya Bukti, Intervensi Riza Chalid Ternyata Cuma Asumsi
-
Studi Ungkap Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sejak Awal Tak Layak: Pelajaran Mahal untuk Indonesia
-
Data Kelam Amnesty International: 5.538 Korban Kekerasan Aparat di Tahun Pertama Prabowo