Suara.com - Pakar Virologi dari Universitas Udayana Ngurah Mahardika mengatakan virus tipe SARS-CoV-2 atau Covid-19 di Indonesia mengalami perbedaan dengan virus yang ada di Wuhan, Cina. Perbedaan tersebut, jelasnya, bukan pada receptor binding site.
Mahardika menjelaskan, receptor binding site dari protein spike dapat menyebabkan virus menjadi ganas atau tidak menghasilkan antibodi.
"Virus Indonesia mengalami perbedaan dengan Wuhan tidak pada receptor binding site. Jadi kalau berubah pada binding site, bisa jadi virus ini ganas kemudian antibodi tidak berperan dan sebagainya. Vaksin mungkin kehilangan khasiatnya kalau dipakai di Indonesia," ujar Mahardika dalam siaran youtube BNPB, Kamis (18/6/2020).
Mahardika menyebut pelajaran dari virus SARS dan MERS, bahwa virus menjadi ganas ditunjukkan oleh struktural dan juga protein non-struktual.
"Kita belum tahu SARS CoV 2 ini, tapi pelajaran dari MERS, SARS 2003 bahwa untuk menjadi ganas ditunjukkan oleh struktural dan juga protein non-struktural. Jadi ada protein yang berperan dalam virus," ucap dia.
Tak hanya itu, kata Mahardika, jenis virus yang ada di Indonesia memiliki karakter yang sama di Wuhan. Hal tersebut yakni berdasarkan pada perbandingan empat protein yaitu ORF1ab, Spike, NP dan ORF3A.
"Kita lihat bahwa ada beberapa virus yang persis dengan Wuhan yang saya blok hijau, ada yang berbeda tapi tidak banyak. Sehingga, apa artinya dan saya tidak mengidentifikasi keturunan Virus Indonesia. Ini artinya, ada multiple introduction dan datanya masih sedikit sehingga keturunan yang berubah di Indonesia belum kita punya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Gempar Ciracas! Mahasiswi Ditemukan Tewas Mengenaskan di Indekos, Terduga Pelaku Masih Bawah Umur
-
Terungkap! Kopda FH, Oknum TNI Jadi Otak Pembunuhan Sadis Kacab Bank BUMN, Motifnya Segepok Uang
-
Viral Rektor UI Diteriaki 'Zionis', Buntut Undang Pembela Genosida Israel?
-
Pengamat: Prabowo Pimpin Langsung Komisi Reformasi Polri Agar Hasilnya Tak Mandul
-
Mendagri Tito Ingatkan Pemda Serius Identifikasi Kemiskinan: Bansos Harus Tepat Sasaran
-
Kronologi Kecelakaan Maut Rombongan Nakes di Bromo Tewaskan 8 Orang, Ini Daftar Korbannya
-
FSUI Ungkap Banyak Imam Masjid di Jakarta Belum Fasih Baca Al-Qur'an
-
Kematian Mahasiswa Unnes Penuh Kejanggalan, LPSK Turun Tangan Kantongi Bukti CCTV
-
Liburan Karyawan RS Jember di Bromo Berakhir Tragedi, 8 Orang Tewas Termasuk Satu Keluarga
-
Mabes TNI Batal Laporkan Ferry Irwandi, Pilih Dialog Demi Jaga Persatuan