Suara.com - China melayangkan protes ke pemerintah Jepang terkait penggantian nama pulau di daerah perbatasan yang menjeadai sengketa kedua negara tersebut.
Menyadur Channel News Asia pada Senin (22/6/2020), China mengatakan berhak untuk menanggapi keputusan Jepang untuk mengubah nama wilayah administrasi yang mencakup pulau-pulau terpencil yang diklaim oleh China dan Jepang dan telah lama menjadi sumber gesekan.
Perselisihan mengenai pulau-pulau di Laut China Timur yang tidak berpenghuni dapat menambah ketegangan antara kedua negara, yang disebabkan kritik Jepang terhadap rencana Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru di Hong Kong.
China mengatakan Jepang tidak seharusnya ikut campur dalam urusan internal Beijing.
Pulau-pulau yang disengketakan dikenal sebagai Pulau Senkaku di Jepang atau Pulau Diaoyu di China.
Kantor berita Jepang NHK melaporkan bahwa majelis Ishigaki City di Okinawa, Jepang, telah meloloskan RUU untuk mengubah nama wilayah administrasi yang mencakup pulau-pulau menjadi Tonoshiro Senkaku dari sebelumnya bernama Tonoshiro, mulai 1 Oktober.
"RUU itu adalah provokasi serius terhadap kedaulatan wilayah China, ilegal, tidak sah, dan tidak dapat mengubah fakta bahwa Kepulauan Diaoyu milik China", kata juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian.
"Tekad China untuk melindungi kedaulatan teritorialnya tak tergoyahkan," tambahnya. China telah mengajukan protes ke Jepang dan berhak untuk mengambil tindakan lebih lanjut, kata Zhao.
NHK mengatakan nama pulau itu diubah untuk menghindari kesalahan administrasi karena lokasi lain di Kota Ishigaki juga bernama Tonoshiro. Itu terjadi pada saat kapal penjaga pantai China berulang kali menyusup ke perairan dekat kepulauan itu, kata NHK.
Baca Juga: Selamatkan Ekonomi, Jepang dan Vietnam Berencana Buka Perjalanan Bilateral
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan pekan lalu Jepang akan mengambil semua langkah untuk memastikan pengawasan daerah di sekitar pulau yang disengketakan.
Pemerintah Taiwan, yang juga mengklaim pulau-pulau kecil tersebut, mengatakan kementerian luar negerinya telah "sangat memprotes" atas keputusan Jepang mengenai perubahan nama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya
-
Jokowi Absen di HUT TNI karena Tak Boleh Kena Panas, Kondisi Kesehatannya Jadi Gunjingan
-
Geger Sidang Ijazah Gibran: Tuntutan Rp125 T Bisa Dihapus, Syarat Minta Maaf dan Mundur dari Wapres
-
PHRI: Okupansi Hotel Merosot, Terhentinya Proyek IKN Buat Kaltim Paling Terdampak
-
BNPB Klaim Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny sebagai Bencana dengan Korban Terbanyak 2025
-
Jerat Adik Jusuf Kalla Jadi Tersangka, Polri Usut Dugaan Pencucian Uang Kasus Korupsi PLTU 1 Kalbar
-
Hakim MK Soroti Gugatan UU Pers: Digugat Iwakum, Dijawab Mantan Jurnalis di Pemerintahan
-
Profil Halim Kalla Tersangka Korupsi PLTU: Adik Jusuf Kalla, Pionir Bioskop Digital-Mobil Listrik
-
Halim Kalla Adik JK Tersangka Proyek 'Hantu' PLTU Mempawah, Modus Licik Atur Lelang Terbongkar