Suara.com - KawalCOVID19.id meluncurkan Indeks Kewaspadaan, cara mengukur risiko penyebaran Covid-19 per Kabupaten dan Kota se-Indonesia pada Selasa (23/6/2020).
Dalam tabel maupun peta visualisasinya, daerah-daerah dengan tingkat risiko tertinggi akan diberi warna merah tua.
Koordinator tim data KawalCovid19.id Ronald Bessie mengatakan, Covid-19 adalah penyakit yang elusif dengan gejala klinis yang bervariasi, penyebarannya cepat dan juga sulit dideteksi.
"Karena itu besarnya jumlah kasus yang diketahui sekarang kemungkinan baru puncak gunung es dari skala wabah yang sebenarnya," kata Ronald dalam peluncuran indeks kewaspadaan secara daring.
Dia menuturkan, selama hampir empat bulan mengamati data Covid-19 di Indonesia, ada dua hal yang sering ditanyakan tapi sangat sulit dijawab.
Indeks Kewaspadaan adalah upaya KawalCOVID19.id untuk menjawab dua pertanyaan ini, walaupun angkanya masih relatif. Pertama, seberapa besar risiko orang tertular di daerah, kawasan, tempat atau komunitas tertentu?
"Menggunakan data kasus positif kumulatif atau kasus aktif saja tidak memberi gambaran lengkap tentang risikonya," ujarnya.
Kedua, bagaimana mengetahui jumlah kasus Covid-19 yang sebenarnya? Berapa jumlah kasus yang belum terdeteksi? Rendahnya testing dan belum adanya survei serologi yang menyeluruh menjadi faktor belum terjawabnya pertanyaan ini.
Manfaat bagi masyarakat
Baca Juga: WHO: Dampak Virus Corona Bisa bertahan Hingga Satu Dekade
Bayu Satria Wiratama, Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran UGM sekaligus kandidat PhD di College of Public Health, Taipei Medical University menjelaskan, bahwa masyarakat perlu mendapat data secara terbuka tentang kondisi yang ada.
Setiap orang dapat beraktivitas dengan menyadari ukuran risiko bagi dirinya, terlepas dari langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah.
Selain itu, indeks ini bisa digunakan pemerintah daerah untuk mengalokasikan sumber daya kesehatan pada faktor-faktor yang paling perlu ditingkatkan untuk menanggulangi penyebaran di klaster-klaster tertentu. Yakni apakah pengetesan, pelacakan kontak atau isolasi dan penyembuhan.
"Indeks kewaspadaan ini bisa dibandingkan pula dengan indeks zona dari pemerintah," ujarnya.
Sementara itu zona warna mudah dimengerti oleh publik. Indeks Kewaspadaan KawalCOVID19.id melengkapi zona pewarnaan dengan data dan tolok ukur di balik keluarnya warna tersebut bisa menjadi pembanding untuk zona warna versi pemerintah.
Indeks Kewaspadaan KawalCOVID19.id memperhitungkan berbagai indikator, di antaranya;
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional