Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan hingga saat ini masih banyak tenaga medis yang terpapar virus corona Covid-19. Imbasnya, beberapa Fasilitas Kesehatan (Faskes) harus ditutup.
Anies mengatakan dampak dari penutupan Faskes adalah berkurangnya nilai indikator pemantauan pandemi corona di ibu kota. Pada bulan lalu jelang penetapan PSBB transisi, angkanya nilai faskes DKI adalah 100. Namun kali ini angkanya turun jadi 83.
"Untuk Fasilitas Kesehatan, bila dibandingkan bulan lalu berubah. Bulan lalu kita 100 sekarang 83," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Hilangnya 27 angka ini, kata Anies, bukan menjadi pertanda memburuknya fasilitas kesehatan atau kasus corona yang terus meningkat setiap harinya. Tapi karena banyak faskes yang harus ditutup sementara.
"Bukan karena kasus, tapi karena tenaga medis yang terpapar sehingga fasilitas kesehatan ditutup," kata Anies.
Ia pun meyakini angka ini hanya sementara saja berkurangnya. Ketika faskes-faskes yang ditutup kembali beroperasi, Anies yakin angkanya akan kembali meningkat.
"Begitu dibuka lagi insya allah kita kembali ke skor 100," jelasnya.
Angka indikator ini sebenarnya menjadi tolak ukur untuk bisa melakukan pelonggaran PSBB. Selain faskes, penilaian lainnya meliputi epidemiologi dengan skor 75, dan kesehatan publik dengan nilai 54.
Untuk bisa masuk ke masa transisi, kata Anies, rata-rata ketiga indikator itu harus berjumlah minimal 70. Karena Jakarta mendapatkan skor 71 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, maka ia menyatakan PSBB dilanjutkan kembali sampai 14 hari ke depan.
Baca Juga: Cara Pelanggan Dapatkan Subsidi Listrik 6 Bulan Selama Pandemi Corona
"Disimpulkan bahwa PSBB transisi yang artinya semua kegiatan berlangsung masih dalam kapasitas 50 persen akan diteruskan 14 hari ke depan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Insentif Tenaga Medis Tak Kunjung Cair, Isa Sampai Lupa Berapa Kali Ajukan
-
Tunjangan untuk Tenaga Medis Lambat Dibayar, Kemenkes Ungkap Alasannya
-
PSBB Jakarta Dilonggarkan, Bus Transjakarta Khusus Tenaga Medis Ditiadakan
-
Jokowi: Insentif Tenaga Medis Segera Dibayar, Kemenkes Jangan Bertele-tele!
-
Lawan Corona, Peneliti AS Kembangkan Masker Pintar untuk Tenaga Medis
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi