Suara.com - Otoritas China telah meningkatkan tindak pencegahan pada kota Bayannur di wilayah otonom Mongolia setelah terkonfirmasi adanya wabah pes atau wabah bubonic, Sabtu (4/7/2020).
Menyadur BBC, pemerintah negara China mengatakan satu pasien pes merupakan seorang gembala yang kekinian tengah dikarantina dan dalam kondisi stabil.
Munculnya kasus pes di Bayannur membuat pemerintah China mengeluarkan peringatan Level 3, terendah kedua dalam sistem peringatan empat tingkat.
Wabah pes diketahui merupakan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri. Penyakit ini dapat mematikan kendati bisa ditangani oleh antibiotik yang tersedia secara umum.
Hingga kini belum jelas sumber atau bagaimana pasien bisa terinfeksi wabah yang terkenal dengan sebuatan Black Death.
Black Death adalah pandemi ganas pada abad ke-14 yang secara luar biasa membunuh sekitar 50 juta orang di seluruh Afrika, Asia dan Eropa.
"Tidak seperti di abad ke-14, kita sekarang memiliki pemahaman tentang bagaimana penyakit ini ditularkan," Dr Shanti Kappagoda, dokter penyakit menular di Stanford Health Care, dikutip BBC, Senin (6/7/2020).
"Kami tahu cara mencegahnya. Kami juga dapat merawat pasien yang terinfeksi dengan antibiotik yang efektif."
Wabah pes ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening. Namun sulit diidentifikasi pada tahap awal karena gejala, yang biasanya berkembang setelah tiga hingga tujuh hari, mirip flu.
Baca Juga: Tolak Keinginan Gubernur, Hotel Grand Surabaya Keberatan Jadi RS Darurat
Berita Terkait
-
Ratusan Ilmuwan Desak WHO Cabut Rekomendasi, Sebut Corona Tersebar di Udara
-
Penggemar Film Horor Disebut Lebih Baik dalam Mengatasi Pandemi Covid-19?
-
Wabah Corona Belum Berakhir, Bagaimana Nasib Industri Properti?
-
Pendonor Sepi Saat Wabah, Stok Darah PMI Kota Yogyakarta Menipis
-
WHO Buka Rincian Awal Wabah, Laporan Pertama Berasal dari Kantornya Sendiri
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
MBG Kembali Racuni Ratusan Anak, Prof Zubairi Djoerban: Alarm Keras Bagi Pemerintah untuk Evaluasi!
-
Menkeu Purbaya Curhat Pendapatannya Turun Jadi Menteri, Ternyata Segini Gajinya Dulu
-
'Bukan Cari Cuan', Ini Klaim Penggugat Ijazah Gibran yang Tuntut Kompensasi Rp125 Triliun ke Wapres
-
Belum Dibebaskan usai Ajukan Penangguhan, Polisi Ngotot Tahan Delpedro Marhaen dkk, Apa Dalihnya?
-
Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI Rp70 Juta Diprotes, Nantinya Bakal Diseragamkan se-Indonesia
-
Pemerintah Beri Jawaban Tegas Soal Usulan Ganti MBG Dengan Pemberian Uang ke Ortu, Apa Katanya?
-
Bahlil Sebut Swasta Setuju Impor BBM Lewat Pertamina, Syaratnya Sama-Sama Cengli
-
Viral Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo Ngaku Jalan-Jalan Pakai Uang Negara: Kita Rampok Saja!
-
Lawan Arah Pakai Strobo, Heboh Sopir Pajero D 135 DI Dicegat Pemobil Lain: Ayo Lho Gue Viralin!
-
Tundukkan Kepala! Istana Minta Maaf Atas Tragedi Keracunan MBG, Janji Dapur Program Diaudit Total