Suara.com - Menteri Luar Negeri Mesir, Yordania, Prancis dan Jerman, Selasa (7/7/2020) menegaskan tidak akan mengakui perubahan pada garis ungu atau garis perbatasan 1967. Garis ungu tersebut adalah garis perbatasan Israel dan Suriah yang dibuat setelah negara berbendera bintang David itu mengalahkan Yordania, Suriah dan Mesir dalam perang enam hari di tahun 1967.
"Kami tidak akan mengakui adanya perubahan pada perbatasan 1967 yang tidak disetujui oleh kedua belah pihak dalam konflik," tegas menteri luar negeri Mesir Sameh Shoukry, menteri luar negeri Yordania Ayman al-Safadi, menteri luar negeri Perancis Jean-Yves Le Drian dan menteri luar negeri Jerman Heiko Maas melalui konferensi video.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah mereka membahas langkah aneksasi ilegal Israel melalui konferensi video.
“Kami bertukar pandangan tentang kondisi saat ini dari proses perdamaian Timur Tengah dan implikasi regionalnya. Kami sepakat bahwa setiap aneksasi wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967 akan menjadi pelanggaran hukum internasional dan membahayakan fondasi proses perdamaian," kata mereka dalam pernyataan bersama.
“Kami juga sepakat bahwa langkah seperti itu akan memiliki konsekuensi serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan, dan akan menjadi penghalang utama bagi upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil. Itu juga bisa memiliki konsekuensi untuk hubungan dengan Israel."
Para menteri luar negeri menggarisbawahi "komitmen kuat mereka pada solusi dua negara yang dinegosiasikan berdasarkan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan.
Para menteri luar negeri juga mencatat bahwa mereka membahas bagaimana memulai kembali keterlibatan yang bermanfaat antara pihak Israel dan Palestina, dan menawarkan dukungan dalam memfasilitasi jalan menuju negosiasi. (Antara)
Berita Terkait
-
Meski Ada Israel, Airlangga Ngotot Indonesia Tetap Masuk Keanggotaan OECD
-
Bantah Tudingan Pro-Zionis, Gus Yahya Beberkan Fakta Pertemuan dengan Netanyahu
-
Gelaran Reuni Akbar 212 di Monas
-
Spanduk Putih di Tengah Massa 212 di Monas Jadi Sorotan, Isinya Sentil Kerusakan Alam Sumatera
-
5 Potret Miss Palestina dengan Gaun Bergambar Al-Aqsa, Bikin Dunia Terpukau
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis