Suara.com - Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara, Rahayu Sarawati Djojohadikusumo atau Sara membantah soal "bagi-bagi" jatah untuk perusahaan eksportir benih lobster yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurut Saras, perusahaannya bukan bak orang 'baru' yang tiba-tiba mendapatkan jatah tanpa memiliki kapabilitas sesuai.
PT Bima Sakti Mutiara menjadi salah satu dari puluhan perusahaan yang terdaftar sebagai eksportir. Perusahaan itu disebutkannya sudah berdiri sejak 34 tahun yang berfokus pada mutiara. Sara menyebut perusahaannya tengah memproses penggantian nama menjadi PT Bima Sakti Bahari karena ingin menerapkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan.
Saras mengatakan proses pergantian nama itu sudah dilakukan sebelum Menteri KP Edhy Prabowo membuka keran ekspor benih lobster. Hal tersebut disampaikannya melalui diskusi yang disiarkan langsung melalui akun YouTube "Let's Talk With Sara", Senin (13/7/2020).
"Jadi kita waktu itu langsung saja pas mendengar bahwa ada potensi ada dibukakan pintu seluas-luasnya bagi siapapun yang ingin mengembangkan usaha lobster, kami akhirnya mendaftarkan diri dengan yang bersamaan kita sedang mengubah akte untuk menjadi Bima Sakit Bahari," kata Sara.
Sara pun berusaha menyampaikan visi misi perusahaannya kepada KKP saat mendaftarkan diri. Pembudidayaan perikanan berkelanjutan menjadi salah satu tujuan ia mendaftarkan perusahaan tersebut.
Bukan hanya fokus pada ekspor benih lobster saja, akan tetapi juga keberlangsungan ekosistem di lautnya. Pakan menjadi salah satu hal yang juga menjadi konsentrasinya.
"Jadi itu penting buat saya karena apa? Karena Indoensia maupun Asia telah mendapatkan reputasi kurang baik karena adanya kita tidak melakukan farming yang sustainable. Kita adanya farming yang take, take, take tanpa kita memperhatikan lingkungan hidupnya, itu bukan bagian dari visi misi kami," ujarnya.
Karena itu, putri dari Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo itu membantah mendapatkan jatah dalam daftar perusahaan eksportir benih lobster tanpa memiliki kapasitas.
"Mohon maaf kalau misalkan ini penunjukkan langsung kalau penunjukkan, yes, mau dituduh bahwa ini ada sedikit permainan dan kita tidak kita punya kapasitas, silahkan berarti ada KKN," katanya.
Baca Juga: Blak-blakan Keponakan Prabowo Jawab Tudingan Kongkalikong Ekspor Lobster
"Tapi karena ini dibuka pintunya kepada siapapun yang punya kapasitas, punya kapabilitas, punya financial strength untuk bisa ya itu tadi mengembangkan lobster pasir selama 14 bulan, membudidaya lobster budidaya sampai dua tahun," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Anggota Komisi IX DPR RI Meminta Ada Kelanjutan Program Magang Nasional: Jangan Sampai Mubazir
-
Sakit Pneumonia, Anak Riza Chalid Terdakwa Korupsi Rp285 T Minta Pindah ke Rutan Salemba
-
Bersama Warga, PLN Rehabilitasi Mangrove Lindungi Pesisir Utara Jateng dari Banjir Rob
-
Tanpa Alasan Jelas, KPK Ungkap 2 Saksi Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina Kompak Mangkir
-
TKP Arya Daru Belum Bisa Ditinjau, Kuasa Hukum: Kami Ikuti Permainannya Dulu!
-
Sempat Bikin Panik! Motor Harley Davidson Rp 250 Juta Hilang di Mal Mewah, Ketemunya di Bekasi
-
Puluhan Rumah dan Musala di Penjaringan Ludes Terbakar: Warga Patah Tulang hingga Tubuh Melepuh
-
Dakwaan Jaksa Dinilai Kabur, Hakim Diminta Bijak Tangani Kasus Korupsi Migas
-
Dukung Pramono Keluarkan Pergub Larang Daging Anjing dan Kucing Dikonsumsi, Ini Alasan PSI!
-
Kebakaran Hebat di Penjaringan Saat Warga Terlelap, 5 Orang Luka dan Puluhan Rumah Hangus