Bahkan Widya selama bertahun-tahun tidak ingin ada hubungan dengan Indonesia akibat kejadian itu. Kini, Widya menemukan fakta lain yang lebih menyakitkan.
Widya tidak habis pikir orang-orang panti asuhan itu tega mengelabuhinya dan kebenarannya baru terbongkar sekarang.
"Itu di luar pemahaman saya tentang apa yang orang bersedia lakukan untuk orang lain demi keuntungan pribadi mereka sendiri," tulis Widya dalam cuitan yang lain.
Selain itu, Widya juga meragukan keabsahan surat dokumen adopsi miliknya.
Dalam surat kelahirannya, tercantum dia lahir di Jakarta, pada 6 November 1975 dari ibu bernama Sunarti dan ayah bernama Kartono. Mereka tinggal di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Oleh orangtuanya, dia diberi nama Widyastuti.
Tapi ketika berkunjung ke Indonesia pada 1991, pihak panti asuhan mengaku telah memalsukan surat kelahirannya. Sebab, tanpa surat kelahiran, maka adopsi tidak bisa dilakukan.
Sementara itu, dokumen adopsinya di agensi Belanda pun tak bisa ditemukan hingga saat ini.
Pencarian jati diri
Widya sendiri yakin dirinya dilahirkan di Yogyakarta. Dalam ingatannya, orang tua kandung Widya adalah abdi dalem Keraton.
Baca Juga: Sajadah Jadul Viral, Disebut Ada Hagia Sophia di Sebelah Masjidil Haram
"Saya ingat dengan jelas saya berlutut di depan Sultan. Jadi inilah mengapa saya benar-benar percaya bahwa saya berasal dari Yogyakarta dan juga orang tua kandung saya sebenarnya bekerja sebagai abdi Sultan. Sekali lagi, ini adalah asumsi, tidak dapat 100% yakin," ungkap Widya.
Pencariannya hingga ke Keraton Yogyakarta juga bertemu jalan buntu. Widya tidak mendapat petunjuk apapun.
Perwakilan Keraton mengatakan mereka tak memiliki arsip atau dokumentasi tentang para abdi dalem.
Perempuan berusia 45 tahun ini juga mengaku pernah tinggal di Metro, Lampung, sebagai bagian dari program transmigrasi.
Dia ingat dirinya berlari di kebun nanas, sesekali kakinya terluka karena tergores duri daun nanas. Widya juga memiliki ingatan pernah tinggal di jalanan Jakarta, berdua saja dengan ibunya.
Widya lalu bergabung dengan Yayasan Mijn Roots, komunitas orang-orang Indonesia yang diadopsi oleh orang Belanda dan dibawa ke negara itu ketika masih bayi atau balita.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?