Suara.com - Seorang warga negara Belanda bernama Widyastuti menuliskan surat kepada ibu kandungnya yang tak ia ketahui siapa sosok dan di mana keberadaannya. Satu yang ia tahu, ibunya berada di Indonesia.
Widya membagikan kisahnya mencari sang ibu lewat selembar surat.
Widya menumpahkan seluruh ingatannya tentang kehidupan di masa lalu ketika ia masih bersama keluarganya yang disinyalir berada di Yogyakarta.
Perempuan ini juga menulis di detil biografi Twitter-nya bahwa dirinya lahir di Kota Pelajar itu.
"Ketika aku membuka mata aku ingat.. Aku ingat engkau merawatku dengan kehangatan yang luar biasa. Aku ingat Kraton dan berlutut untuk Sultan," begitu kalimat pembuka surat itu yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Selepas dari Yogyakarta, Widya mengaku masih mengingat dirinya pernah pergi ke Lampung menggunakan kapal dan tinggal di sana.
Hanya saja beberapa waktu setelah masa-masa bersama keluarganya, ia dan sang ibu mengalami perjalanan hidup yang berbeda dari sebelumnya.
"Aku ingat di penjara bersamamu, tidur di bawah jembatan dan di jalanan Jakarta," tulis Widyastuti.
Hingga pada suatu saat, ibunya membawa Widya ke sebuah stasiun. Di sana mereka bertemu dengan seorang perempuan Tionghoa yang disebut-sebut bernama Utari. Ibunya meminta agar Widya ikut dengan perempuan itu.
Baca Juga: Dapat Petunjuk! Pria Taiwan Cari Pengasuhnya dari Indonesia: Namanya Sartem
Tanpa ia sadari, itu adalah saat terakhir Widya melihat wajah ibunya tanpa perpisahan.
Selama tinggal bersama perempuan Tionghoa itu di sebuah panti asuhan yang bernama Panti Asuhan Kasih Bunda, Widya mengaku kerap menangis karena merindukan ibunya.
Hingga tiga minggu setelah peristiwa itu, sepasang orang tua dari Belanda datang mengadopsinya. Widya dibawa ke Belanda.
"Aku berada di tempat yang asing. Aku tidak mengerti bahasanya dan berada dengan orang tua baru. Di sini, aku tetap harus menunggumu untuk datang dan menjemputku. Tahun berganti, harapanku pupus," lanjut Widya.
Meski begitu, Widya mengaku beruntung diadopsi oleh orang Belanda tersebut. Hanya saja, ia masih selalu teringat ibunya.
Widya memutuskan untuk memulai pencarian terhadap ibu kandungnya yang orang Indonesia.
Berita Terkait
-
Manjur untuk Pasien Covid-19, Obat Herbal Indonesia Akan Diteliti Oleh IAI
-
Cerita Mistis Sosok Perempuan di Toilet Bawah Tanah Nol Kilometer Jogja
-
Khawatir Pengunjung Mal Membludak, Personel TNI-Polri Disiagakan
-
Kembali Beroperasi saat PSBB Transisi, Begini Suasana Mal Grand Indonesia
-
Ubah Stigma Buruk Suporter Bola, Laskar Brajamusti Lakukan Hal Ini
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
Terkini
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri