Suara.com - Ancaman terhadap kebebasan pers masih kerap terjadi di Indonesia, ketika jurnalis tengah menjalankan tugas.
Bukan hanya ketika melakukan kerja-kerja kewartawanan, jurnalis pun bahkan bisa diserang hingga ke ranah pribadi melalui dunia maya.
Anggota Majelis Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Ignatius Haryanto, menyebutnya sebagai doxing.
Doxing adalah tindakan menyebarkan data pribadi seseorang melalui media daring kepada publik.
"Biasanya doxing ini ditujukan spesifik kepada individu tertentu, karena dia mungkin telah membuat satu berita tertentu atau menulis hal tertentu," kata Ignatius dalam diskusi daring, Senin (27/7/2020).
Tindakan doxing semacam itu kerap menyasar jurnalis yang membuat tulisan atau berita tertentu. Kemudian Ignatius menjelaskan soal sosok pelaku doxing.
Ignatius mengungkapkan, pelaku doxing sangat beragam. Ia memberikan salah satu contoh seperti orang yang merasa tidak puas terhadap hasil liputan jurnalis atau media massa, namun tidak melalui jalur resmi.
Padahal, pelaku doxing bisa mengajukan surat pembaca atau bahkan melalukan pengaduan kepada Dewan Pers.
Akan tetapi, pelaku lebih memilih menyerang langsung ke sosok jurnalisnya dengan cara menyebarkan data pribadinya ke publik.
Baca Juga: Tim Pembela Kebebasan Pers Sayangkan Jokowi Banding Putusan Blokir Internet
Pelaku doxing biasanya tidak melakukan penyerangan memakai satu akun saja, melainkan membuat banyak akun kloningan. Tujuannya tetap sama yakni menyerang jurnalis.
"Ini yang kemudian membuat target yang disasar menjadi kemudian menjadi tidak aman," ungkapnya.
Pengajar di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) tersebut mengungkapkan, doxing juga bisa mengancam para jurnalis yang harus melakukan tugas.
Padahal, kata dia, kebebasan pers sudah dirasakan sejak Orde Baru berakhir pada 1998 silam.
"Tetapi lalu kemudian kita lihat dalam dunia era digital sekarang ini, ada peluang-peluang munculnya ancaman terhadap ancaman kebebesan pers yang baru."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!