Suara.com - Seorang mantan calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik tahun 2012 meninggal setelah terinveksi virus Covid-19.
Menyadur Channel News Asia, Herman Cain meninggal di rumah sakit daerah Atlanta, di mana ia dirawat pada awal Juli, saat ia meluncurkan program televisi mingguannya di Newsmax.
"Herman Cain - bos kami, teman kami, seperti ayah bagi banyak dari kami - telah meninggal dunia," tulis editor Newsmax di situs webnya.
"Meskipun pada dasarnya dia cukup sehat dalam beberapa tahun terakhir, dia masih dalam kelompok berisiko tinggi karena sejarahnya memiliki kanker," kata pernyataan tersebut.
Cain didiagnosis terpapar Covid-19 pada akhir Juni setelah menghadiri rapat umum di Tulsa, Oklahoma bersama Presiden Donald Trump, sebuah acara di mana banyak peserta berkerumun berdekatan tanpa mengenakan masker.
"Kami patah hati, dan dunia lebih miskin: Herman Cain pergi bersama Tuhan," kata pernyataan di situs webnya.
Cain lahir pada Desember 1945 di Tennessee dan dibesarkan di Atlanta oleh ibu yang bekerja mengurus rumah tangga dan ayahnya sebagai sopir.
Veteran Angkatan Laut memantapkan dirinya di dunia korporat dengan tugas di Pillsbury dan Burger King sebelum menghidupkan kembali Godfather's Pizza sebagai CEO-nya.
Cain kemudian mencoba peruntungan di politik AS dengan ikut mencalonkan diri pada tahun 2012 untuk calon presiden dari Partai Republik.
Baca Juga: Tak Terpengaruh Pandemi, Samsung Laporkan Kenaikan Pendapatan
Salah satu usulan kebijakan pengusaha keturunan Afrika-Amerika tersebut yang menarik perhatian adalah "9-9-9" - pajak penghasilan sembilan persen, pajak perusahaan sembilan persen, dan pajak penjualan sembilan persen.
Setelah sempat memimpin pemilihan, Cain menangguhkan kampanyenya menyusul tuduhan pelanggaran seksual, yang dibantahnya.
Cain meninggalkan seorang istri bernama Gloria dan dua orang anak yakni Melanie dan Vincent, dan sudah memiliki cucu.
Cain bukanlah pria keturunan Afrika-Amerika yang meninggal akibat virus Covid-19.
Pada bulan Mei mantan kepala pelayan Gedung Putih, yang bekerja untuk 11 presiden Amerika Serikat dalam karirnya selama lima dekade, meninggal karena terpapar virus corona.
Dikutip dari BBC News, Wilson Roosevelt Jerman meninggal pada bulan Mei di usia 91 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting