Suara.com - Isreal menutup perlintasan Keram Shalom yang berbatasan dengan Jalur Gaza usai mendapat serangan dari kelompok militan Hamas pada Senin (10/8/2020).
Menyadur Barrons, dalam beberapa hari terakhir, Hamas telah menembakkan roket ke Mediterania dan meluncurkan balon pembakar ke arah negara Yahudi itu.
Perlintasan Keram Shalom ditutup mulai hari ini, Selasa (11/8/2020). Hanya bantuan kemanusiaan dan bahan bakar yang boleh melintas, kata pemeintah Israel.
"Hanya bantuan kemanusiaan dan bahan bakar yang akan diizinkan melewati perlintasan Kerem Shalom," tulis keterangan resmi Kementerian Pertahanan Israel dikutip dari Haaretz.
"Penutupan dilakukan karena adanya sejumlah serangan yang melanggar kedaulatan Israel."
Sumber di Israel mengatakan sejak Senin malam, beberapa balon pembakar telah mendarat di negara beribukota Yerusalem itu. Namun, tak ada korban.
Bahan peledak yang diikat ke balon dan layang-layang pertama kali muncul sebagai senjata di Gaza selama protes intens pada tahun 2018.
Saat itu, serangan balon telah menyebabkan ribuan kebakaran yang menyasar pertanian dan komunitas Israel.
Dalam sepekan terakhir, balon semacam itu telah diluncurkan tiga kali dari Gaza ke Israel, setiap kali memicu serangan balasan terhadap posisi Hamas.
Baca Juga: Masih Berperang, Israel Tawarkan Bantuan untuk Lebanon Usai Ledakan Beirut
Hamas juga menembakkan beberapa roket ke laut pada Senin setelah baku tembak berulang kali dengan Israel dalam beberapa hari terakhir, kata sumber keamanan dan saksi mata di Palestina.
"Roket itu adalah pesan bagi Israel untuk memberi tahu bahwa kelompok bersenjata di Gaza tidak akan tinggal diam dalam menghadapi blokade dan agresi Israel," kata sumber yang dekat dengan Hamas dikutip dari AFP.
Terlepas dari gencatan senjata tahun lalu, yang didukung oleh PBB, Mesir dan Qatar, Israel dan Hamas terus bentrok secara sporadis.
Penggunaan senjata roket, tembakan mortir atau balon pembakar, kerap mewarnai "perang" antar kedua belah pihak tersebut.
Analis Palestina mengatakan tembakan dari Gaza sering bertujuan untuk menekan Israel agar memberi lampu hijau untuk transfer bantuan keuangan Qatar ke jalur itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Kok Bisa Hiu Tutul Sering 'Nyasar' ke Pantai Indonesia? Ternyata Ini Alasannya!
-
Tragedi Sungai Lusi: 5 Santriwati Penghafal Alquran di Blora Ditemukan Tak Bernyawa
-
DPR Desak BRIN Ubah Pendekatan Penanganan Bencana: Fokus Riset, Mitigasi, dan Pendidikan
-
Bawa Kasus ke Jakarta, Pengacara Ungkap Sederet Kejanggalan Kasus Penembakan 5 Petani di Pino Raya
-
Hujan Deras Lumpuhkan Tiga Koridor Transjakarta, Rute Dialihkan karena Pohon Tumbang
-
Eksekusi Brutal Dua Matel di Kalibata: Bagaimana Semua Jejak Lenyap?
-
Pengamat: Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden Masuk Akal, DPR Justru Ganggu Check and Balances
-
3 Santriwati Hanyut Sungai Lusi Ditemukan Meninggal, Total Korban Jiwa Menjadi Lima
-
Pilkada Kembali ke DPRD: Solusi Hemat Anggaran atau Kemunduran Demokrasi?
-
Muncul Perkap Anggota Polri Bisa Jabat di 17 Kementerian/Lembaga, Ini Respons Komisi III DPR