Suara.com - Video yang menunjukkan penjagalan sapi asal Australia dipotong di dua rumah pemotohan hewan alias RPH Indonesia menjadi sorotan negatif di negeri kanguru tersebut.
LSM bernama Animals Australia telah melayangkan surat protes kepada Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan Australia (DAWE), Jumat (6/8) pekan lalu.
Dalam surat itu juga disertai rekaman video mengenai adanya pemotongan hewan dengan cara-cara yang tidak manusiawi.
Tak hanya itu, yang disorot juga adalah pejagalan dilakukan di rumah pemotongan yang sudah memiliki lisensi.
Menurut Animals Australia, rekaman itu terjadi saat pemotongan hewan selama Hari Raya Idul Adha, 30 Juli lalu.
Dalam pernyataannya kepada ABC, CEO Animals Australia Glenys Oogjes mengatakan tata cara pemotongan 'sangatlah mengkhawatirkan', seperti yang sudah pernah diungkapkan di tahun 2011.
Padahal sekarang sudah ada sistem pemantauan yang dibuat oleh Departemen Pertanian Australia, bernama Exporter Supply Chain Assurance System (ESCAS), setelah adanya larangan ekspor ternak ke Indonesia di tahun 2011.
"Ternak Australia di Indonesia masih dipotong menggunakan model Mark I yang sudah dilarang, penggunaan tali dalam pemotongan hewan menjadi keprihatinan bagi kita semua di industri peternakan," kata Glenys.
"Jelas sekali ada penerapan sanksi bagi pelanggaran ECAS meliputi pencabutan lisensi, sistem ini tidak akan secara efektif melindungi ternak dari penanganan yang brutal."
Baca Juga: Waduh! Anak Bocah di Bandung Tonton Pemotongan Hewan Kurban Tanpa Masker
Tapi Animals Australia menolak untuk memberikan rekaman tata cara pemotongan tersebut kepada ABC.
Penghentian pengiriman ternak ke sana
Beberapa pengusaha ekspor ternak sudah menyaksikan rekaman tersebut dan satu perusahaan sudah menghentikan sementara pengiriman sapi ke fasilitas yang bermasalah tersebut, kata Dewan Ekspor Ternak Australia (ALEC).
Direktur eksekutif Dewan Eksportir Hewan Ternak Australia, Mark Harvey-Sutton mengakui rekaman tersebut sangat 'membuat stress' yang melihatnya dan menunjukkan hewan-hewan yang berasal dari Australia diikat dengan tali dan kemudian lehernya digorok tanpa dibunuh dengan kejutan listrik sebelumnya.
"Peristiwa ini tampaknya terjadi karena dilakukan oleh staf yang tidak berpengalaman, namun jelas ini di luar protokol normal yang dilakukan di Indonesia," katanya.
Menurut Mark, beberapa video dan sejumlah besar foto yang diambil antara tanggal 30 Juli sampai 5 Agustus menunjukkan adanya 10 ternak sapi di fasilitas tersebut.
Berita Terkait
-
Deretan Fakta Awan Arcus, Fenomena di Langit Aceh yang Sempat Viral
-
BMKG Ungkap Fakta Fenomena Awan Berbentuk Tsunami di Aceh
-
Awan Mirip Tsunami di Aceh Dipantik Dinamika Atmosfer
-
Bangkitkan Pariwisata, Aceh Gelar Pentas Panteu Meudiwana Secara Virtual
-
BMKG: Awan Mirip Tsunami di Aceh Adalah Awan Arcus
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya