Suara.com - Vietnam akan memesan hingga 150 juta dosis vaksin virus corona buatan Rusia minggu ini, dengan satu proporsi dari jumlah tersebut akan hasil sumbangan dari Putin.
Menyadur Vietnam Insider, Sabtu (15/8/2020), Penjabat Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long mengungkapkan pada pertemuan Komite Pengarah Nasional untuk Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Hanoi pada hari Jumat bahwa Vietnam akan memesan vaksin Sputnik-V.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan persetujuan vaksin Covid-19.
Kedutaan Besar Rusia di Vietnam telah mengirimkan dokumen ke pemerintah Vietnam, berjanji untuk menyumbangkan mesin, produk obat biologis, peralatan pencegahan Covid-19, dan inokulasi Sputnik-V.
Vietnam akan membeli 50-150 juta dosis vaksin, sebagian akan diberikan oleh Rusia, menurut diskusi antara perwakilan Vietnam dan Rusia.
Tidak ada tanggal penjualan, pembelian, atau pengiriman vaksin tersebut. Juga belum jelas mengenai harga yang dibanderol oleh Rusia.
Radio KBS World Korea Selatan mengutip Alexey Repik, ketua perusahaan farmasi besar Rusia R-Pharm, mengatakan bahwa dua batch vaksin untuk satu orang akan diekspor dengan harga sekitar 10 dolar (Rp 149 ribu).
Negara Asia Tenggara lainnya yang sudah menyambut vaksin dari Rusia tersebut adalah Filipina. Bahkan Presiden Rodrigo Duterte memuji upaya Rusia untuk mengembangkan vaksin virus corona dan bersedia berpartisipasi dalam uji coba
Ahli penyakit menular terkemuka Amerika Serikat Dr. Anthony Faucy, mengungkapkan keraguan atas keamanan dan keefektifan vaksin virus Corona (Covid-19) milik Rusia, yang diklaim telah disetujui.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Vietnam Gelar Rapid Test Massal untuk 21.000 Orang
"Saya berharap Rusia benar-benar membuktikan secara definitif bahwa vaksin itu aman dan efektif. Saya sangat meragukan bahwa mereka telah berhasil melakukan itu," kata Fauci kepada ABC News, seperti dikutip dari New York Post.
Fauci mengatakan bahwa memiliki vaksin dan membuktikan vaksin itu aman dan efektif adalah dua hal berbeda.
Profesor Francois Balloux, ahli biologi di University College London, juga mengecam Putin karena tindakannya yang dianggap sembrono dan bodoh.
"Vaksinasi dengan vaksin yang diuji secara tidak tepat adalah tidak etis," kata Balloux kepada The Sun.
Profesor Keith Neal, ahli epidemiologi di University of Nottingham pun menyuarakan hal serupa.
Namun, Rusia membantah bahwa para ahli yang mengeluarkan kritik tehadap vaksin dilandasi rasa iri dan akan segera mengeluarkan data uji klinis.
"Data uji klinis akan dipublikasikan setelah dinilai oleh ahli Rusia sendiri," kata Alexander Gintsburg, direktur Gamaleya Institute.
Kementerian Kesehatan Vietnam telah mencatat 911 kasus, 430 di antaranya dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut hingga Jumat (14/8).
Negara Asia Tenggara tersebut sejauh ini telah mencatatkan 21 kematian akibat virus Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Aksi Cabul Disebar ke Situs Porno, Eks Kapolres Ngada Predator Seks Anak Dituntut 20 Tahun Bui
-
Viral Aksi Perpeloncoan Mahasiswa Baru Diduga Kampus Unsri, Dipaksa Cium Teman
-
Said Didu Bongkar Sinyal Keras Jokowi ke Prabowo: Ancaman 'Paket Maut' dan Kunci Tiket 2 Periode
-
Pusing hingga Muntah, Dinkes Garut Ungkap 600 Siswa Keracunan MBG: Alhamdulillah Semua Sudah Sehat
-
Geger Riwayat Pendidikan Gibran: Data KPU vs Setneg Bikin Geleng-geleng, S1 Dulu Baru Setara SMK?
-
Gugatan Rp125 Triliun Lanjut ke Mediasi, Gibran Bakal Hadir?
-
Geram Bunyi Tet Tok Wuk Wuk, DPR ke Polisi: Stop Kawal Artis-Selebgram, Presiden Saja yang Boleh!
-
Geger Penemuan Mayat Anak 8 Tahun di Kos Penjaringan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?
-
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Apa Target Awal yang Dibenahi?