Suara.com - Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) dr Pandu Riono menyoroti rumitnya birokrasi Indonesia yang masih saja terjadi pada masa darurat kesehatan pandemi virus corona covid-19.
Pandu menjelaskan, birokrasi berbelit yang harus dilakukan ketika pemerintah daerah ingin mengambil keputusan yang harus direstui pemerintah pusat membuat penanganan pandemi menjadi lamban.
"Pemerintah daerah yang mau melakukan PSBB harus minta izin lebih dahulu ke Menteri Kesehatan, dimana kita dalam keadaan emergency jika masih harus minta izin," kata Pandu dalam diskusi virtual Indikator Politik Indonesia, Kamis (20/8/2020).
Pandu bahkan menyinggung perbedaan sikap pemerintah ketika menghadapi pandemi dengan ketika berurusan dengan kepentingan bisnis dan ekonomi.
"Padahal pemimpin Pak presiden kita harus menghapus semua hambatan birokrasi perizinan untuk kepentingan bisnis, ini untuk kepentingan pandemi masih ada izin," ucapnya.
Pandu juga menilai pembentukan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 adalah keputusan yang salah, sebab penanganan situasi darurat harus dilakukan langsung oleh presiden Jokowi bersama kabinetnya.
"Pandemi ini harusnya direspon segera oleh negara, negara itu adalah presiden dan kabinetnya, bukan direspon oleh panitia, bukan direspon oleh ad-hoc semacam task force atau gugus tugas yang bahkan dipimpin oleh lembaga yang tidak mengerti masalah kesehatan sebagai problem akarnya," jelasnya.
Pandu menyebut Jokowi seharusnya giat berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan yang sudah memiliki Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang di dalamnya banyak diisi ahli epidemiologi terbaik.
Sementara itu, jumlah pasien positif Corona di Indonesia terus bertambah. Pasien terkonfirmasi positif virus corona covid-19 di Indonesia terus meningkat, pada Kamis (20/8/2020) per pukul 12.00 WIB selama 24 jam terjadi penambahan kasus positif sebanyak 2.266 orang.
Baca Juga: Takut Tertular Corona, Istri Larang Suami Masuk Rumah Meski Sudah Karantina
Satgas Penanganan Covid-19 mengumumkan, kasus positif Corona kini bertambah mencapai 147.211 orang.
Angka penambahan tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 28.824 spesimen hari ini, sehingga total spesimen yang sudah diperiksa sejak kasus pertama covid-19 hingga hari ini adalah 1.969.941 spesimen.
Spesimen ini diperiksa dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 158 lab, Test Cepat Melokuler (TCM) di 138 lab dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 24 lab.
Dari jumlah itu, ada tambahan 72 orang meninggal sehingga total menjadi 6.418 jiwa meninggal dunia.
Kemudian, ada tambahan 2.017 orang yang sembuh sehingga total menjadi 100.674 orang lainnya dinyatakan sembuh. Sementara kasus suspek hingga saat ini mencapai 79.484 orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional